PPA Institute usung konsep tauhid aplikatif atasi problematika kehidupan

Update: 2022-08-29 16:56 GMT
Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

Bangsa Indonesia saat ini mengalami krisis bobot kebaikan di semua lapisan masyarakat. Umat Islam mengalami degradasi moral dan masalah sosial yang sangat memprihatinkan mulai dari perzinaan yang terang-terangan, kemusyrikan, kriminalitas, kemiskinan dan kebodohan. Berdasarkan riset Wellcome Global Monitor 2020, ditemukan fakta bahwa orang-orang di Indonesia memiliki tingkat kepercayaan yang sama antara ilmuwan dan dukun, khususnya pada saat pandemi yang lalu. Dengan masing-masing 12 persen dan 13 persen mengatakan mereka sangat memercayai kelompok-kelompok ini. Selain itu, penelitian FISIP Universitas Lampung di suatu daerah menunjukkan bahwa orang Indonesia menganggap dukun sebagai profesi terhormat dan dianggap sebagai penolong.

Sebuah lembaga training berbasis komunitas yang memfokuskan diri dalam penyebaran tauhid aplikatif kepada masyarakat, PPA Institute selama hampir satu dekade ini memfokuskan diri dalam mendukung perbaikan sumber daya manusia di bidang finansial, sosial hingga pendidikan. Dengan lebih dari 120 ribu alumni yang tersebar di tiga negara, lembaga yang didirikan oleh Rezha Rendy ini mencoba mengembalikan pemahaman masyarakat dalam mencari solusi kepada Al Qur'an dan sunnah dibandingkan minta bantuan dukun.

Menurut Rendy, banyak sekali testimoni-testimoni peserta pelatihan yang mengaplikasikan metode pembelajaran tauhid tersebut dalam menyelesaikan masalah-masalah mereka, mulai dari hutang milyaran rupiah yang lunas dalam waktu singkat, penyakit menahun yang sembuh, hubungan keluarga yang kembali harmonis, bisnis yang meroket hingga bisa haji dan umroh gratis.

"Mereka yang tidak kenal dirinya adalah yang tidak kenal dengan Tuhannya. Hidup hanya sesuai keinginannya sendiri, yang membuat aturan-aturan sendiri. Maka terjadilah kekacauan hari ini. PPA melihat pentingnya mengenal diri sendiri adalah sangat mendesak agar kenal dengan Tuhannya.  Ada yang mau bunuh diri tidak jadi, ada yang hutang pinjam rentenir tidak jadi, ada yang mau cerai tidak jadi, ketika mereka memahami diri dan Tuhannya," ungkapnya saat kegiatan bersama media baru-baru ini. 

Memperbaiki ketauhidan, tuturnya, karena hal tersebut menjadi solusi atas akar dari semua kerusakan. PPA Institute pun saat ini menggelar program untuk dewasa, anak-anak, remaja, pebisnis dan bahkan yang belum mendapat jodoh juga disiapkan yang namanya Sekolah Cinta, suatu program khusus yang menjadi solusi bagi mereka yang belum mendapat pasangan hidup.

"Sejauh ini sudah ada 111 angkatan dengan 1164 alumni serta 385 pasangan yang sudah berjodoh," katanya dalam kegiatan bersama media baru-baru ini.

Rendy menegaskan bahwa tauhid aplikatif yang diusung PPA Institute telah memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat. Di antaranya ada yang punya hutang 50 milyar menjadi lunas, yang sakit bisa sembuh, bisnis bangkrut bisa bangkit kembali dan sebagainya.

"Sejauh ini sudah ada lebih dari 100 ribu testimoni yang kami kumpulkan. Semua keberhasilan ini ada polanya, dan inilah yang kita adakan trainingnya yaitu Pola Pertolongan Allah (PPA)," ungkapnya.

Baru-baru pihaknya telah mengakuisisi lahan sebesar 5 hektar yang berlokasi di Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat sebagai awal permulaan proyek pembangunan Kampung Cahaya Peradaban.  Rendy mengatakan bahwa daerah ini akan menjadi pusat kegiatan untuk membangun ragam kebaikan untuk masyarakat, seperti One Qur'an Institute untuk mendidik santri-santri dari kalangan anak yatim, warga sekitar dan masyarakat umum untuk menjadi penghafal dan penghidup Al Qur'an. Selain itu juga akan dibangun wisata pertanian, peternakan dan perikanan.

"Daerah ini juga akan menjadi destinasi wisata Al Qur'an Tourism yang menjadi tujuan wisata alam berbasis Al Qur'an yang teraplikasi. Di sanalah kita akan membangun pusat studi Qur'an, pusat kaderisasi untuk menjadi pemimpin-pemimpin kebaikan yang manfaatnya untuk masyarakat Indonesia, dan juga masyarakat yang mandiri secara finansial." tambahnya. 

Selain pendidikan, PPA Insitute juga telah membangun beragam usaha seperti penerbitan, umroh, emas, ekspedisi, herbal serta mengelola wakaf produktif yang saat ini sudah membantu 300 orang dengan lebih dari 5000 member. Selain itu, pada semester I 2022 kemarin, telah dieksekusi juga program Indonesia Bebas Lapar dengan menyalurkan dana lebih dari 100 juta rupiah dengan penerima wakaf sebanyak 1000 orang per bulan. Lalu ada The Yatim Village, sebuah lokasi untuk hunian dan tempat anak-anak yatim tinggal dan bermain, telah disalurkan lebih dari 3 miliar rupiah di semester yang lalu dengan 1039 anak yatim yang dibina. Termasuk Depot Air Minum gratis dan wakaf usaha mikro, mobil kemanusiaan, aplikasi Amazing Riyadoh, kios pangan mandiri dan sebagainya.

Similar News