Umat Budha bersikap Anjali saat detik Waisak 2567 BE

Elshinta.com, Detik-detik Waisak 2567 BE/2023, jatuh pada pukul 10.41. Ribuan umat Budha dengan bersikap anjali berdoa didepan altar dan melakukan meditasi. Pukulan gong  tiga menandakan detik Waisak dilanjutkan dengan doa dari pimpinan Budha Bante Wongsin Labhiko Mahathera. Sebelumnya disampaikan renungan waisak oleh Maha Biksu Dutavira Mahasthavira.

Update: 2023-06-04 19:58 GMT
Ribuan umat Budha mengikuti Detik - detik Waisak dalam Peringatan Trisuci Waisak 2567 BE/2023 di Candi Borobudur Magelang Jateng, Minggu, (4/6/2023). Sumber foto: Kurniawati/elshinta.com.

Elshinta.com - Detik-detik Waisak 2567 BE/2023, jatuh pada pukul 10.41. Ribuan umat Budha dengan bersikap anjali berdoa didepan altar dan melakukan meditasi. Pukulan gong  tiga menandakan detik Waisak dilanjutkan dengan doa dari pimpinan Budha Bante Wongsin Labhiko Mahathera. Sebelumnya disampaikan renungan waisak oleh Maha Biksu Dutavira Mahasthavira.

Usai detik-detik Waisak, dilakukan  pemercikan air berkah oleh para bikhu kepada umat dan pembacaan paritta  Jayanto. Kemudian dilanjutkan dengan pesan Waisak oleh guru Vajradhara Chamgon Kenting Taisitupa Rinpoche ke 12 dan ditutup dengan pradaksina di candi Borobudur oleh para Bikhu. 

Upacara detik Waisak ini juga diikuti para bhiku dari Thailand yang baru saja melakukan perjalanan spiritual Thudong, sejauh 2.600 Km dari Thailand ke Candi Borobudur.

Sementara itu, Wakil Mentri Agama Zainut Tauhid Sa'adi dalam sambutannya mengatakan, perayaan Trisuci Waisak 2567 BE/2023, merupakan wujud kebersamaan Umat Budha yang memiliki makna luas dan mendalam. Yakni implementasi ajaran Budha untuk mewujudkan kesejukan rasa toleransi, pengabdian dan penerimaan dengan menamatkan nilai rasa kasih, kemajemukan, persaudaraan dan keluhuran martabat kemanusiaan.

"Sebagai negara majemuk, masyarakat Indonesia dituntut untuk memiliki nilai toleransi yang tinggi, dalam menjaga perdamaian, untuk keutuhan bangsa Indonesia," katanya.

Zainut juga mengatakan, tanpa nilai toleransi, maka perpecahan dan konflik akan mudah terjadi, dalam kehidupan bermasyarakat Indonesia.  Hal ini di dukung dengan melihat latar belakang kehidupan masyarakat Indonesia yang  majemuk dan berbeda. Pilihan majemuk miliki dampak dua sisi, yakni positif dan negatif. Jika kemajemukan dapat  terpelihara dengan baik, maka tercipta harmoni yg indah dan penuh kesejahteraan. Namun sebaliknya jika kemajemukan tidak terpelihara dan dihormati oleh masyarakat, maka akan menimbulkan dampak yang besar  yakni perpecahan.

"Untuk itu kita semua wajib mencegah terjadinya perpecahan tersebut, dan terus kita tanamkan nilai toleransi dalam hati kita," imbuh Zainut seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Kurniawati, Minggu (4/6).

Tags:    

Similar News