14 Oktober 1945: Mengenang pertempuran lima hari di Semarang
Meskipun Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dan Jepang sudah menyerah kepada tentara Sekutu, beberapa pertempuran tetap terjadi di beberapa wilayah Indonesia.\r\n
Elshinta.com - Meskipun Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dan Jepang sudah menyerah kepada tentara Sekutu, beberapa pertempuran tetap terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Seperti yang terjadi pada 14 Oktobe 1945 di Semarang, Jawa Tengah.
Pertempuran yang dikenang dengan sebutan Pertempuran Lima Hari di Semarang ini terjadi pada tanggal 15–19 Oktober 1945.
Pertempuraan ini dipicu peristiwa tewasnya dr Kariadi, kepala Rumah Sakit Purusara (sekarang Rumah Sakit Kariadi). Ketika itu, dr Kariadi memeriksa sumber air minum bagi warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama yang kabarnya ditebar racun oleh tentara Jepang.
Sebelumnya tentara Jepang telah menguasai sumber air tersebut dengan membunuh delapan polisi yang berjaga di lokasi tersebut.
Saat di lokasi, dr Kariadi dicegat tentara Jepang dan akhirnya tewas dengan luka tembak. dr Kariadi meninggal dalam usia 40 tahun. Hal ini lah yang kemudian memicu amuk warga Semarang dan melancarkan pertempuran kota secara terbuka kepada tentara Jepang.
Pertempuran ini berlangsung lima hari dan memakan korban 2.000 pejuang Indonesia dan 850 orang Jepang. Di antara yang gugur. Untuk mengenang peristiwa ini, pemerintah membangun monumen Tugu Muda Semarang.