25 Oktober 1945: Pasukan sekutu mengepung Surabaya

Kedatangan tentara Sekutu di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945 di Pelabuhan Tanjung Perak kerap disebut sebagai pemicu awal pertempuran 10 November 1945.

Update: 2023-10-25 06:19 GMT
Sumber foto: https://shorturl.at/gMNRZ/elshinta.com.

Elshinta.com - Kedatangan tentara Sekutu di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945 di Pelabuhan Tanjung Perak kerap disebut sebagai pemicu awal pertempuran 10 November 1945.

Pada saat itu, kedatangan Sekutu di Surabaya yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby langsung membuat marah warga Surabaya.

Ini karena tentara Sekutu mulai menguasai gedung-gedung penting yang ada di sekitar pelabuhan. Tidak hanya itu, tentara Sekutu yang berjumlah 6.000 orang membuat delapan pos pertahanan di beberapa sudut kota dan berniat melucuti semua persenjataan yang telah dikuasai rakyat.

Di Surabaya pada saat itu terdapat berbagai kekuatan seperti Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin Dr.Mustopo, TKR dari Divisi Malang. Laskar Rakyat Hizbullah dimalang dan BPRI (Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia) yang dipimpin oleh Bung Tomo langsung merapatkan barisan.

Pada saat yang hampir bersamaan para pemimpin Nahdlatul Ulama dan Masyumi menyatakan bahwa perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah Perang Sabil, maka suatu kewajiban yang melekat pada semua muslim. Para Kiai dan santri kemudian mulai bergerak dari pesantren-pesantren di Jawa Timur menuju ke Surabaya.

Puncak kemarahan rakyat terjadi pada 28 Oktober 1945. Saat subuh, delapan pos pertahanan Sekutu diserbu oleh rakyat bersenjata api. Sekutu akhirnya menyerah dan memilih jalur perundingan.

Tags:    

Similar News