Berlayar seminggu dari Maumere demi berlaga di Kejurnas Silat Pelajar di Banten
Wajah-wajah lelah setelah perjalanan laut hampir sepekan itu langsung sirna ketika 10 remaja pelajar SMP dan SMA serta satu anak SD menginjakkan kakinya di gerbong kereta api.
Elshinta.com - Wajah-wajah lelah setelah perjalanan laut hampir sepekan itu langsung sirna ketika 10 remaja pelajar SMP dan SMA serta satu anak SD menginjakkan kakinya di gerbong kereta api. Itulah pengalaman pertama remaja asal Maumere, Nusa Tenggara Timur itu menginjakkan kakinya di Pulau Jawa dan naik kereta api.
Mereka adalah para pesilat Perisai Diri yang mewakili sekolahnya untuk terjun di arena Kejuaraan Nasional Silat Perisai Diri antar-Pelajar VII di GOR Indoor Stadium, Benteng, Tangerang, Banten pada 19 – 23 Desember 2023. Kejurnas itu memperebutkan Piala Sultan Hamengku Buwono X.
“Saya senang. Akhirnya bisa merasakan naik kereta api,” kata Bimantara Putra Langkamau, siswa kelas VI SD Inpres Maumere di sela-sela suasana pertandingan, Kamis (21/12).
Dengan nada ceria ia menceritakan kisah perjalanannya. Rasa penat berada di kapal laut sejak berangkat dari Ende, kemudian melaju ke Makassar, berlanjut ke Tanjung Perak Surabaya, dan berlabuh di Tanjung Priok Jakarta seolah lenyap. Tim pesilat muda ini melanjutkan jalan darat ke Tangerang dengan naik kereta api dan disambung angkutan kota.
“Ini baru pertama kali saya ke Jakarta dan kemudian Banten. Saya akan berusaha tampil maksimal nanti,” kata Oshin Pinto, siswi kelas IX SMPN 1 Tampil, Maumere. Remaja putri ini tidak mampu menutupi rasa senangnya.
Tim silat dari Maumere berjumlah 10 orang. Satu anak SD, empat pesilat SMP, dan enam pesilat SMA. Menurut Iwan Langkamau, pelatihnya, mereka berangkat dari Maumere pada 9 Desember. “Jalan darat dulu menuju pelabuhan di Ende. Setelah itu baru naik kapal laut menuju Makassar selama dua hari, kemudian dari Makassar ke Surabaya dua hari, dari Surabaya ke Jakarta sehari. Betapa mereka sangat senang ketika naik kereta api,” ujar Iwan sembari tertawa.
Satu pesilat sempat menurun kesehatannya karena kelelahan. Beruntung sejak berlabuh di Tanjung Priok, kondisi pesilat remaja itu berangsur-angsur membaik dan mulai berlatih ringan setelah sehari beristirahat. Jika dihitung, para pesilat itu harus menempuh jarak sekitar 2.500 kilometer agar dapat berlaga di arena kejurnas silat.
“Saya ingin meraih medali. Semoha sertifikat yang saya peroleh dapat membantu saya mendapatkan universitas yang saya inginkan melalui jalur prestasi olahraga silat,” kata Indra Yoshua Neno, siswa kelas XII SMAN 1 Maumere.
Selain mereka masih ada pesilat lainnya dari SMA Regina Pacis Bajawa, NTT yang masih dalam perjalanan menuju Banten.
Memborong Tiket Pesawat
Tim dari Kalimantan Selatan pun tidak mau ketinggalan berjuang meraih prestasi. Sebanyak 23 pesilat Perisai Diri dari Banjarmasin dan Banjarbaru mewakili 10 sekolah SD, SMP, dan SMA.
“Kami naik pesawat. Mereka didampingi orangtuanya sehingga seluruhnya ada 43 orang. Ini seolah carter pesawat,” kata Mugiharto, sang pelatih sembari tersenyum.
Jalan darat ditempuh oleh tim dari Gianyar, Bali. Mereka menyewa bus. Menurut Dewa Astawa, sang pelatih, tim Gianyar menurunkan 46 pesilat, enam ofisial, dan satu manajer. Ada empat siswa SD, 17 siswa SMP, dan 25 siswa SMA. Selain itu dari Sukawati, Bali juga mengirimkan 10 pesilatnya.
“Ini keharusan bagi kami untuk ikut Kejurnas Perisai Diri. Lebih pada mengajak para generasi penerus untuk kenal dengan saudaranya di luar Bali. Rasa kekeluargaan nomor satu bagi kami. Kami berusaha tampil seusai hasil latihan,” kata Astawa.
Tekad yang sama juga dilakukan oleh tim dari Padang, Sumatera Barat. Pelatih Yuharmen naik bus menuju Banten.
“Kami membawa 35 pesilat. Mereka adalah 16 tingkat SD, sembilan SMP, dan10 SMA. Kami berangkat pada 16 Desember siang lalu. Saya hanya berpesan kepada adik-adik untuk menampilkan hasil latihan itu di arena,” katanya.
Sementar itu para pesilat remaja dari Pandaan, Jawa Timur memilih naik kereta api dari Surabaya. SMA Negeri 1 Pandaan adalah peraih juara umum tingkat SMA pada Kejurnas Perisai Diri antar-Pelajar VI yang digelar di Batu, 2021 silat.
“Ini kami sedang di kereta, Mas. Membawa 30 pesilat. Untuk SMA kami diperkuat 12 pesilat, SMP 13 pesilat, dan SD lima pesilat. Semoga kami mampu mempertahankan Piala Sultan Hamengku Buwono X,” kata pelatih Trias Santoso seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Joko Hendrianto.