Tradisi Sadranan, warga lereng Merbabu gelar doa bersama di Makam Gunung Wijil

Ratusan warga di lereng Gunung Merbabu, Dukuh Gunung Wijil, Desa Gubuk, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mendatangi sebuah pemakaman umum yang berada di puncak bukit di desa setempat pada Senin (4/3/2024). 

Update: 2024-03-05 18:48 GMT
Sumber foto: Sarwoto/elshinta.com.

Elshinta.com - Ratusan warga di lereng Gunung Merbabu, Dukuh Gunung Wijil, Desa Gubuk, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mendatangi sebuah pemakaman umum yang berada di puncak bukit di desa setempat pada Senin (4/3/2024).  Warga datang sambil membawa tenongan yang berisi berbagai makanan dari rumah masing masing, seperti nasi tumpeng, ingkung ayam dan lengkap dengan lauk pauk serta buah buahan.

Warga datang ke makam untuk mengikuti prosesi Sadranan yang dilaksanakan turun temurun sejak nenek moyang dan dilaksanakan tiap tahun dua kali. Yakni pada  penanggalan Jawa tanggal 21 bulan sapar dan tanggal 21 bulan Ruwah atau menjelang bulan puasa romadhon. Di area pemakaman, warga menggelar doa bersama yang dipimpin tokoh masyarakat atau warga yang dituakan.

Sesepuh warga setempat Cipto Suwarno mengatakan, tradisi Sadranan dilaksanakan sejak jaman dahulu untuk nguri uri leluhur. Sedangkan makanan yang dibawa untuk memberikan sedekah bagi para tamu. "Kegiatan seperti ini dilakukan untuk nguri uri budaya Jawa, untuk melanjutkan tradisi nenek moyang sejak dulu," kata Cipto Suwarno seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sarwoto, Selasa (5/3).

Sementara itu tokoh warga Desa Gubuk, Putut Tetuko menyambut baik tradisi Sadranan ini ."Kegiatan seperti ini memang sudah berlangsung sejak dahulu. Dan dilaksanakan secara turun temurun. Kegiatan seperti ini dilaksanakan tiap tanggal 21 bulan Jawa sapar dan 21 bulan Jawa Ruwah, dengan antusias oleh warga. Warga berbondong bondong mengikuti prosesi tradisi Sadranan seperti ini." kata Putut.

Lebih lanjut Putut Tetuko mengatakan, dengan tradisi ini, kerukunan, persatuan dan kebersamaan tetap terjaga dengan baik. Sehingga hidup tetap adem ayem. 

Usai menggelar doa dilanjutkan makan bersama di area makam. Setelah itu, warga kembali ke rumah masing masing dan dilanjutkan menerima tamu sanak saudara, sahabat dan keluarga untuk bersilaturahmi di rumah masing masing.

Tags:    

Similar News