PSSI, tujuan protes agar Nasrullo 'out' dan Timnas Indonesia tidak diremehkan
Kekalahan Timnas Indonesia U-23 atas tuan rumah Qatar dengan skor 0 - 2 pada laga perdana Piala Asia U-23 berbuntut panjang.
Elshinta.com - Kekalahan Timnas Indonesia U-23 atas tuan rumah Qatar dengan skor 0 - 2 pada laga perdana Piala Asia U-23 berbuntut panjang.
Kepemimpinan dan kinerja wasit asal Tajikistan, Nasrullo Kabirov yang kontroversial karena dinilai memihak tuan rumah menjadi penyebabnya.
Manajer Timnas Indonesia Sumardji saat diwawancara Elshinta pada Selasa sore menegaskan, bahwa protes PSSI atas kinerja wasit memiliki tujuan agar wasit seperti itu tidak dipakai lagi di ajang kejuaraan Asia.
"Ketua Umum PSSI (Erick Thohir) sudah mengajukan protes dengan menyerahkan bukti sebanyak-banyaknya berupa video dari tim analis dan tim dokumentasi internal, serta mengambil dokumentasi dari stasiun televisi (penyelenggaran siaran langsung di Indonesia) untuk diajukan bahwa wasit yang memimpin adalah tidak benar," jelas Sumardji.
PSSI dan Timnas, menurut Sumardji, juga menyatakan terima kasih atas dukungan masyarakat, terutama netizen, yang menggalang protes dan kritik ke AFC.
"Kami berterima kasih kepada netizen, karena langsung menyerang Ig (akun instagram)-nya wasit, PSSI-nya Qatar dan AFC. Ini penting agar di kemudian hari tidak ada lagi yang berani untuk berbuat seperti yang dilakukan oleh wasit Nasrullah terhadap Timnas. Dan apapun harus dilakukan agar timnas tidak diremehkan," lanjut Sumardji.
PSSI sadar bila apapun keputusan Komite Wasit AFC nanti tidak akan mengubah hasil pertandingan, tetapi protes tetap harus dilayangkan. PSSI juga mencermati betul prosedur dan tata cara pengajuan protes walaupun harus mengeluarkan biaya administrasi.
"Regulasi bahwa ketika tim bertanding lalu merasa wasit berlaku tidak adil dalam memimpin pertandingan, maka sekurang-kurangnya 2 jam dari pertandingan harus mengajukan protes dengan membuat kronologis berikut lampiran video-video atau bukti-bukti pelanggarannya wasit.
(Dugaan pelanggarannya) di mana, di menit ke berapa, lengkaplah itu semua. Lalu kita lampirkan pada kolom formulir protes. Lalu kita membayar biaya administrasi protes. Nanti Komite Wasit AFC yang akan memutuskan wasit ini disanksi apa. Walaupun hal tersebut tidak akan mengubah hasil pertandingan," ujar Sumardji.
Sumardji juga menerangkan, bila semangat dan harapan serta dukungan dari suporter Indonesia akan dijadikan lecutan untuk memperbaiki diri dalam menghadapi pertandingan berikutnya.
Seperti diketahui, Timnas Indonesia U-23 akan bersiap untuk menghadapi Australia pada Kamis (18/4), kemudian disusul pertandingan kontra Yordania pada Minggu (21/4). Sumardji optimis timnas Indonesia masih memiliki peluang untuk memenangkan pertandingan sisa.
"Saat Timnas tinggal 9 pemain, lawan yang masih 11 termehek-mehek, bukti bahwa Timnas sudah tidak seperti dulu lagi. Ketika kita dihajar dengan dikeluarkan 2 pemain, namun semangat juang masih sangat kuat. Itulah yang kita sampaikan kepada anak-anak agar jangan patah semangat," ungkap Sumardji. (ahs)