Anak di bawah umur diduga jadi korban kekerasan seksual di RPTRA Jakarta Timur
Seorang anak berstatus pelajar sekolah dasar (SD) berusia sekitar 8 tahun di Jakarta Timur diduga menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan remaja berstatus pelajar sekolah menengah pertama (SMP) berusia 13 tahun.
Elshinta.com - Seorang anak berstatus pelajar sekolah dasar (SD) berusia sekitar 8 tahun di Jakarta Timur diduga menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan remaja berstatus pelajar sekolah menengah pertama (SMP) berusia 13 tahun.
Korban diduga mendapat perlakuan kekerasan seksual di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan Edufarm atau lahan pertanian untuk program ketahanan pangan yang dibangun Pemerintah Kota Jakarta Timur.
Salah satu warga sekitar, Asih mengatakan tindak kekerasan seksual kali pertama diketahui saat sejumlah anak-anak yang sedang bermain di Edufarm mendapati korban kekerasan seksual pada Senin (15/7/2024) pasca kumandang azan Maghrib berkumandang.
"Ketahuan sama anak-anak juga yang lagi main di lokasi, waktu itu korban sudah nggak pakai celana. Kejadiannya malam, habis Magrib," kata Asih di Jakarta Timur, Rabu (17/7/2024).
Lalu ketika kepergok, pelaku tengah melakukan tindak kekerasan seksual terhadap korban pada saung bambu di area Edufarm yang dibangun pihak Pemkot Jakarta Timur.
Pelaku memanfaatkan lokasi yang berada di sudut area Edufarm tanpa penerangan, agar tidak terlihat karena tertutupi berbagai tanaman dan pepohonan.
Berdasar informasi warga, pada malam hari Edufarm tersebut sehari-harinya memang tidak dijaga petugas Pemkot Jakarta Timur, bahkan akses masuknya pun terbuka untuk umum sehingga mudah dijangkau.
"Kondisinya memang gelap karena enggak ada penerangan. Pelaku sama korban masih tinggal di sekitar sini, tapi berbeda RT. Kalau pelakunya belum lama tinggal di sekitar sini," ujarnya.
Asih juga menuturkan, peristiwa kekerasan seksual tersebut bukanlah kali pertama terjadi. Pasalnya pelaku sebelumnya diduga pernah melakukan aksi kekerasan seksual serupa.
Warga pernah mendapati seorang anak laki-laki lain berusia sekitar 4 tahun keluar dari RPTRA dalam keadaan menangis dan celana terbuka.
"Kalau dihitung kayaknya sudah enam kali kejadian, cuma yang paling parah Senin kemarin malam karena dipergoki. Bahkan ada juga beberapa anak yang merekam kejadian tersebut," tuturnya seperti dilaporkan Reporter Elshinta, Heru Lianto, Kamis (18/7).
Hal ini ironi karena RPTRA yang awalnya digagas Pemprov DKI Jakarta sebagai ruang publik sekaligus tempat bermain anak justru jadi tempat anak-anak mengalami kekerasan seksual.
Elshinra.com sudah berupaya mengonfirmasi kepada Wali Kota Jakarta Timur, M Anwar via WhatsApp terkait kasus di atas. Namun hingga berita ini ditulis, orang nomor satu di Jakarta Timur itu belum juga merespon.