Bapanas: Pangan jangan sekadar kenyang, harus seimbang gizi

Setiap tanggal 16 Oktober diperingati sebagai hari pangan sedunia. Peringatan ini pertama kali dideklarasikan pada 1979 oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) yang merupakan bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Peringatan hari pangan sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran bahwa persoalan pangan bukan masalah suatu negara saja melainkan suatu persoalan global yang memerlukan kerja sama internasional.

Update: 2024-10-16 11:30 GMT
Kepala Badan Pangan Nasional Indonesia, Arief Prasetyo. Foto: Podcast Elshinta

Elshinta.com - Setiap tanggal 16 Oktober diperingati sebagai Hari Pangan Sedunia. Peringatan ini pertama kali dideklarasikan pada 1979 oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) yang merupakan bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Peringatan hari pangan sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran bahwa persoalan pangan bukan masalah suatu negara saja melainkan suatu persoalan global yang memerlukan kerja sama internasional.

Pada tahun 2024, tema peringatan pangan sedunia yang diusung adalah “Right to foods for a better life and a better future” atau “Hak Atas Pangan Untuk Kehidupan dan Masa Depan Yang Lebih Baik”. Kepala Badan Pangan Nasional Indonesia, Arief Prasetyo Adi menjelaskan, "Program-program untuk pertanian dan pangan nasional menjadi perhatian serius pemerintah saat ini dan juga pemerintah yang akan datang," saat diwawancarai di Radio Elshinta Rabu (16/10/24).

"Pemerintah terus mengukur program yang telah dikerjakan, seperti daerah rawan rentan pangan yang sebelumnya berjumlah 74 Kabupaten/Kota pada tahun 2023 menurun menjadi 68 Kabupaten/Kota," ungkap Arief Prasetyo.

"Yang perlu menjadi perhatian adalah pangan merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya Badan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian, atau lembaga tertentu, melainkan tanggung bersama termasuk pemerintah daerah dan masyarakat," tambah Arief.

Terkait kondisi saat ini, Arief bersyukur kondisi pangan di Indonesia masih tercukupi. Produksi padi atau beras di Indonesia dalam setahun mencapai 31 juta ton. Pemerintah sendiri telah membangun infrastruktur pendukung seperti waduk sebanyak 61, membangun 5000 embung, hingga saluran irigasi. Pembangunan ini akan diteruskan, termasuk penyediaan benih, pupuk, dan juga hiliriasasi, tegas Arief.

Ke depan Badan Pangan Nasional (Bapanas) berharap pangan tidak sekadar makan, namun juga harus bergizi seimbang. Karena musuh kita tidak hanya stunting tetapi juga obesitas. Oleh karenanya Bapanas selalu mengkampanyekan pola pangan harapan, dengan mengedukasi anak-anak mulai dari SD, SMP, hingga setingkat SMA seputar informasi kandungan yang dibutuhkan dalam "isi piringku".

Pemerintah juga telah mengeluarkan sejumlah peraturan presiden (perpres) terkait pangan, salah satunya perpres 81 tahun 2024 yang belum lama diterbitkan. Perpres itu berisi percepatan penganekaragaman pangan berbasis potensi sumber daya lokal sebagai bagian dari upaya strategis dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.

"Kearifan pangan lokal itu sangat penting karena ada sejak nenek moyang kita dulu, seperti pemenuhan kaborhidrat tidak semua masyarakat makan nasi. Ada sebagian masyarakat yang makan nasi jagung, sagu, hingga sorgum sebagai sumber karbohidrat," jelas Arief.

Sementara terkait keberlanjutan petani di Indonesia, Arief menungkapkan kita semua bertanggung jawab untuk menjaga income petani. Jangan terus meminta pangan murah tanpa memikirkan margin keuntungan mereka yang terus menipis. Arief menambahkan saat ini banyak petani generasi muda yang ikut menanam bersama Bapanas dibantu teknologi sehingga menjadi lebih efektif. (Dwi/Ter)

Tags:    

Similar News