Pemerintah perkuat upaya dalam pengendalian konsumsi garam dan lemak trans berlebih
Kementerian Kesehatan meningatkan pentingnya pengendalian konsumsi garam dan lemak trans dalam upaya menekan angka penyakit kardiovaskular di Indonesia. Adapun hal itu dikatakan Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kemenkes, Prof. Asnawi Abdullah, Ph.D.
Elshinta.com - Kementerian Kesehatan meningatkan pentingnya pengendalian konsumsi garam dan lemak trans dalam upaya menekan angka penyakit kardiovaskular di Indonesia. Adapun hal itu dikatakan Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kemenkes, Prof. Asnawi Abdullah, Ph.D., menyebut kebijakan ini untuk bisa mengurangi beban pembiayaan kesehatan masyarakat akan tetapi juga bisa meningkatkan kesehatan masyarakat.
“Kita melihat beberapa negara yang telah memiliki regulasi pembatasan kadar garam dan eliminasi lemak trans dapat secara signifikan menekan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular serta berdampak positif mengurangi beban pembiayaan kesehatan nasional,” ujar Asnawi dalam diskusi kebijakan pangan sehat di Jakarta, Rabu (19/2), seperti yang dilaporkan Reporter Elshinta Arie Dwi Prasetyo.
Di waktu yang bersamaan, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., juga menyebut bahwa pihaknya telah menerapkan berbagai strategi untuk menekan risiko penyakit tidak menular.
"Kami fokus pada pengurangan konsumsi gula, garam, dan lemak sebagai bagian dari strategi kesehatan masyarakat. Ini mencakup edukasi gizi seimbang, promosi pola makan sehat, serta peningkatan kesadaran akan risiko penyakit tidak menular untuk mendorong perubahan perilaku sejak dini,” ujar Siti Nadia.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES), Dr. Moh. Subuh, MPPM., melihat jika peran pemerintah terutama di daerah sangat krusial dalam mendukung kebijakan ini. “Dinas Kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota harus berperan aktif dalam sosialisasi dan implementasi kebijakan ini. Dengan dukungan yang kuat dari berbagai sektor, kita bisa mempercepat pencapaian target kesehatan nasional yang lebih baik,” ujarnya.
Adapun sama halnya yang dikatakan, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kemenko PMK, Dr. dr. Sukadiono, M.M., Ia menilai pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mengendalikan konsumsi garam dan lemak trans. “Pemerintah berkomitmen untuk mendorong kebijakan yang mendukung ketersediaan pilihan makanan yang lebih sehat serta meningkatkan edukasi agar masyarakat lebih bijak dalam memilih makanan yang baik bagi kesehatan mereka,” ujarnya.
Data dari Kemenkes menunjukkan bahwa hampir 75 persen kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular, yang sebagian besar dapat dicegah melalui pola makan sehat. Penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke, menjadi penyebab utama kematian di Indonesia dengan angka kematian mencapai hampir 800.000 jiwa setiap tahunnya.
Kebijakan penghapusan lemak trans dan pengurangan konsumsi garam telah terbukti efektif di berbagai negara. Dengan kerja sama lintas sektor yang kuat, pemerintah berharap kebijakan ini dapat segera diterapkan di Indonesia untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat.