23 April 1974: Kecelakaan pesawat Pan Am di Bali tewaskan 107 orang

Elshinta.com - Sebanyak 107 orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan pesawat Pan American World Airways (Pan Am) Penerbangan 812 yang jatuh di kawasan perbukitan dekat Denpasar, Bali, pada 23 April 1974. Tidak ada korban yang selamat dalam insiden ini, menjadikannya salah satu tragedi penerbangan paling mematikan dalam sejarah penerbangan sipil di Indonesia.

Update: 2025-04-23 06:00 GMT
Sebanyak 107 orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan pesawat Pan American World Airways (Pan Am) Penerbangan 812 yang jatuh di kawasan perbukitan dekat Denpasar, Bali, pada 23 April 1974. (Foto: Wikipedia)

Elshinta.com - Sebanyak 107 orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan pesawat Pan American World Airways (Pan Am) Penerbangan 812 yang jatuh di kawasan perbukitan dekat Denpasar, Bali, pada 23 April 1974. Tidak ada korban yang selamat dalam insiden ini, menjadikannya salah satu tragedi penerbangan paling mematikan dalam sejarah penerbangan sipil di Indonesia.

Pesawat jenis Boeing 707-321B itu tengah melakukan penerbangan dari Hong Kong menuju Sydney, Australia, dengan Denpasar sebagai salah satu titik pemberhentian. Saat hendak mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai, pesawat mengalami penurunan ketinggian yang tidak wajar dan menabrak daerah perbukitan sekitar 78 kilometer dari landasan. Lokasi jatuhnya pesawat berada di wilayah dengan kontur geografis yang cukup menantang.

Berdasarkan hasil investigasi, kecelakaan disebabkan oleh kesalahan navigasi serta miskomunikasi antara pilot dan menara pengawas. Pendekatan pendaratan dilakukan terlalu rendah dari jalur seharusnya, sehingga pesawat tidak memiliki cukup ruang untuk melakukan koreksi arah. Ketika pesawat akhirnya menabrak bukit, seluruh penumpang dan awak kabin di dalamnya langsung dinyatakan tewas di tempat.

Tim penyelamat gabungan dari otoritas penerbangan Indonesia, militer, dan Pan Am langsung dikerahkan ke lokasi kejadian. Evakuasi berlangsung cukup sulit mengingat medan berbukit yang curam dan tertutup pepohonan lebat. Proses identifikasi korban pun memakan waktu berhari-hari.

Tragedi ini menuai perhatian internasional. Pan Am, yang saat itu merupakan salah satu maskapai terbesar dunia, mendapat sorotan tajam terkait sistem navigasi dan pelatihan pilot. Pemerintah Indonesia juga melakukan evaluasi terhadap sistem komunikasi dan prosedur pendaratan di Bandara Ngurah Rai yang saat itu masih dalam tahap pengembangan menuju standar internasional.

Sebagai tindak lanjut, dilakukan peningkatan sistem navigasi dan pengawasan lalu lintas udara di bandara-bandara Indonesia, khususnya yang berada di wilayah dengan medan ekstrem. Tragedi ini menjadi pelajaran penting bagi industri penerbangan dalam meningkatkan standar keselamatan, baik di udara maupun di darat.

Meski telah berlalu lebih dari lima dekade, peristiwa jatuhnya Pan Am 812 masih dikenang hingga kini. Bagi dunia penerbangan, tragedi ini adalah pengingat akan pentingnya akurasi, disiplin prosedur, dan komunikasi yang tepat dalam setiap tahap penerbangan.

Tags:    

Similar News