Ritual pelepasan ikan warnai rangkaian Waisak di Borobudur

Elshinta.com - Ratusan umat Budha dari berbagai negara  yang tergabung dalam Majelis Umat Nyingma Indonesia (MUNI), antusias mengikuti  Merti Karuna Bhumi atau Fang Seng, yakni mengembalikan mahluk hidup ke habitatnya. Mereka menebar menebar ribuan benih ikan di Sungai Progo yang melintas di Desa Brojonalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu(11/5).

Update: 2025-05-12 15:15 GMT
Ratusan umat Budha dari berbagai negara  yang tergabung dalam Majelis Umat Nyingma Indonesia (MUNI), antusias mengikuti  Merti Karuna Bhumi atau Fang Seng, yakni mengembalikan mahluk hidup ke habitatnya. (Elshinta.com/Kurniawati)

Elshinta.com - Ratusan umat Budha dari berbagai negara  yang tergabung dalam Majelis Umat Nyingma Indonesia (MUNI), antusias mengikuti  Merti Karuna Bhumi atau Fang Seng, yakni mengembalikan mahluk hidup ke habitatnya. Mereka menebar menebar ribuan benih ikan di Sungai Progo yang melintas di Desa Brojonalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu(11/5).

Sebelum menuju ke sungai Progo, umat lebih dahulu mengikuti puja bakti di Candi Pawon, berjarak 1 km di sungai.  Mereka kemudian berjalan kaki menuju lokasi. 

Sedangkan para ketua sangha/majelis menuju mata air Vajranala, untuk mengambil air suci di sendang tersebut. Air itu digunakakan untuk memberkahi ikan yang akan dilepas dengan cara di percikan.

Ketua Umum Majelis Umat Nyingma Indonesia (MUNI) Lama Rama Santoso Liem  mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian  menjelang hari  Tri Suci waisak 2569 BE/2025.

Lama Rama menyampaikan, dalam agama Budha ada ajaran bahwa manusia  perlu melestarikan mahluk hidup. "Di ajaran Jawa kuno juga ada ajaran semacam itu, sehingga kegiatan ini merupakan kolaborasi antara tradisi Jawa Kuno dan ajaran Budha," katanya seperti yng dilaporkan kontributor Elshinta, Kurniawati.

Ikan yang akan dilepas didoakan, karena ada  kemungkinan beberapa ekor akan ada yang mati. Dengan percikan air berkah (Blessing) maka ikan akan kembali lahir dialam yang lebih tinggi.

Salah satu umat Budha, Chyntia Tanuwijaya dari Jakarta mengaku senang bisa mengikuti kegiatan ini untuk pertama kalinya. Ia merasa semakin mencintai alam dan harus ikut melestarikan.

"Saya sudah berada di Borobudur sejak Kamis lalu, dan akan mengikuti detik-detik Waisak 2569 BE/2025, pada Senin, 12 Mei pukul 23.55. 29," ujarnya.

Selain melepas benih ikan, juga dilepas belasan ekor burung Merpati.  Nampak ikut melepas burung Mepati, Putri Lingkungan Hidup 2025 Melliza Xaviera Putri Yulian. 

Tags:    

Similar News