Pelestarian musik, Kementerian Kebudayaan siapkan ensiklopedi kaset dan vinyl

Kementerian Kebudayaan menggelar acara Harmoni Zaman tahun 60-an sebagai bentuk penghargaan terhadap musisi dan penyanyi legendaris yang telah berjasa dalam membentuk lanskap musik Indonesia di sebuah rumah makan kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (31/05/2025).

By :  Darmadi
Update: 2025-05-31 18:48 GMT
Foto : Radio Elshinta Awaluddin Marifatullah.

Elshinta.com Kementerian Kebudayaan menggelar acara Harmoni Zaman tahun 60-an sebagai bentuk penghargaan terhadap musisi dan penyanyi legendaris yang telah berjasa dalam membentuk lanskap musik Indonesia di sebuah rumah makan kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (31/05/2025).

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa acara ini bukan sekadar nostalgia, tetapi bagian dari strategi membangun ekosistem musik nasional lintas generasi.

“Jadi, pada hari ini kita menyelenggarakan acara Harmoni Zaman tahun 60-an, sebagai bentuk apresiasi kepada para musisi, penyanyi legendaris di tahun 60-an,” ujar Fadli Zon.

Fadli Zon mengatakan acara ini akan terus berlanjut dalam dekade-dekade berikutnya sebagai bentuk perhatian Kementerian Kebudayaan kepada musisi legendaris tanah air.

“Nanti pada waktunya juga Harmoni Zaman tahun 70-an, sebagai bagian dari upaya kita untuk memberikan penghargaan kepada para musisi yang telah mengawal di zaman itu, lini masa ketika itu. Prestasi-prestasi mereka yang luar biasa untuk Indonesia, dan lagu-lagu mereka itu merupakan lagu-lagu yang abadi sepanjang zaman.” Ujar Fadli.

Musik pada era 60’S, kata Fadli, masih hidup dalam ingatan kolektif masyarakat Indonesia, terlebih lagu yang dibawakan banyak di kenang di panggung nasional.

“Kita dengarkan tadi, dari beberapa hits-nya saja, saya kira hampir semua yang hadir di sini bisa tahu, hafal mungkin dari orang tuanya, mungkin dari bapaknya, mungkin dari kita sendiri. Ada Mbak Titik Sadora dan Uksin Alatas, Ibu Titik Hamzah, Ibu Titik Kadi, Ibu Ernie Johan, dan tentu masih ada beberapa lagi. Tetapi mereka yang saya kira masih segar dan masih bisa beraktivitas, kita berikan apresiasi dari Kementerian Kebudayaan,” lanjutnya.

Lebih jauh, Fadli Zon juga mengungkap rencana besar kementeriannya untuk melakukan pendokumentasian dan digitalisasi arsip musik nasional. 

“Kita berusaha untuk merekam. Nanti kami juga akan membuat ensiklopedi Vinyl Indonesia supaya terekam, vinyl Indonesia yang terbit dari tahun 1910-an sampai terakhir. Ada datanya. Begitu juga dengan kaset-kaset. Kita sudah kumpulkan ada sekitar 30 ribuan, sudah didata, nanti kita akan terbitkan ensiklopedi kaset Indonesia. Sehingga ada jejaknya.” jelas Fadli

Selain dokumentasi fisik, menurutnya digitalisasi akan dilakukan meskipun ada tantangan soal hak cipta.

“Dan juga tentu saja berikutnya adalah digitalisasi. Memang digitalisasi yang paling penting diselamatkan dulu. Persoalannya kan IP-nya nanti, copyright-nya. Tetapi secara digital aset-aset itu bisa kita kumpulkan juga di Kementerian Kebudayaan.” Ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa data diperoleh dari berbagai sumber. “Dari berbagai macam sumber. Saya sendiri koleksi ada 30 ribu kaset. Dan juga dari tambahan-tambahan yang lain. Dan juga dari vinil-vinil dari komunitas dan lain-lain,” pungkas Fadli.

Penulis : Rizki Rian Saputra

Tags:    

Similar News