Muhaimin Iskandar: PKB akan mendorong revolusi sistem pendidikan pesantren untuk hadapi perkembangan
Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan pesantren saat ini harus melakukan transformasi sistem pendidikan demi menjawab tantangan global. Ia menyebutkan keunggulan dari pesantren harus dikontekstualisasikan dengan perkembangan teknologi dan perubahan zaman yang begitu cepat.\r\n\r\n
Elshinta.com - Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan pesantren saat ini harus melakukan transformasi sistem pendidikan demi menjawab tantangan global. Ia menyebutkan keunggulan dari pesantren harus dikontekstualisasikan dengan perkembangan teknologi dan perubahan zaman yang begitu cepat.
Hal itu disampaikan Cak Imin dalam keterangan pers Revolusi Sistem Pendidikan Pesantren terkait dengan Konferensi Internasional Transformasi Pesantren (KITP), Kantor DPP PKB, Cikini, Jakarta, Jumat, (20/6/2025).
“Pertimbangan perkembangan global begitu cepat, perkembangan sains teknologi, perkembangan STEAM (science, technology, engineering, art, mathematics) begitu cepat menjadi kunci kemajuan sebuah bangsa untuk bisa bersaing, maka ponpes harus mulai membuka mata untuk memperbaiki dan menyempurnakan diri,” ujar Cak Imin
Lebih lanjut, Menteri Kordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat ini juga mengatakan bahwa transformasi pesantren tidak hanya dibutuhkan di Indonesia, tetapi juga di kawasan Asia, ASEAN, bahkan dunia.
“Transformasi pesantren ini tidak hanya di Indonesia, di Asia, ASEAN, Asia Pasifik, dan belahan dunia, untuk kita dorong mengantisipasi perubahan. Kenapa kita lakukan ini? Karena 10 tahun terakhir kita evaluasi semua mengalami perubahan,” kata Cak Imin
Cak Imin mengatakan penunjukan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud di era Presiden Joko Widodo menjadi upaya menghadapi era digital.
“Apalagi Indonesia sendiri mengalami revitalisasi, kontekstualisasi dari perubahan zaman. Ditunjuknya Nadiem Makarim praktisi teknologi sebagai menteri (Mendikbud) adalah bagian dari upaya penyesuaian terlepas apakah ada sampai tahap mana perkembangannya,” katanya.
Lebih lanjut, Ia pun juga menyoroti bagaimana berbagai negara merespons perubahan teknologi dalam sistem pendidikannya.
“Di beberapa negara bahkan ada yang menggunakan teknologi sebagai orientasi utamanya, ada yang melarang bermedsos, apakah masih relevan, dan seterusnya. Itulah bagian dari penyesuaian,” ujarnya
Dengan demikian, PKB akan mendorong evaluasi sistem pendidikan pesantren secara menyeluruh.
“Dalam konteks itulah PKB menganggap penting untuk melakukan transformasi, tanda petik pengakuan bahwa harus ada yang dirubah, harus ada yang diperbaiki, harus ada yang digeser orientasi dan penyempurnaannya dalam sistem pendidikan pesantren kita, dari mulai kurikulumnya, pendekatan metodologisnya, kemudian sistem belajar mengajarnya,” tegas Gus Muhaimin.
Ia mengatakan, PKB akan mengundang 300 pesantren utama dalam konferensi internasional selama tiga hari dua malam.
"Mau kita evaluasi selama tiga hari dua malam mengundang 300 pesantren utama se-Indonesia. Dan diharapkan dari situ mempengaruhi dua hal. Pertama cara kerja pesantren, kedua kebijakan pemerintah terhadap pesantren termasuk evaluasi UU pendidikan dan UU pesantren yang akan kita lakukan bagian dari transformasi perubahan itu,” katanya.
Gus Muhaimin optimistis jika transformasi dilakukan serius, maka 39 juta anak bisa terlibat dalam perubahan.
“Kalau 39 ribu ponpes itu bisa memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan. Maka kalau dibikin rata-rata (per ponpes) seribu saja, berarti ada 39 juta anak didik bisa bertransformasi dengan baik, nah itulah tujuan utamanya,” jelasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan ajakan kepada seluruh pesantren untuk berani mengevaluasi dan merevolusi sistem yang ada.
“Kami undang seluruh pesantren di Indonesia dan dunia duduk bareng mengevaluasi diri, transformasi diri, dan merevolusi diri atas perubahan yang dramatis duduk bersama-sama mengevaluasi diri, mentransformasikan diri, bahkan quote and quote merevolusi diri atas keadaan perubahan perkembangan yang begitu dramatis,” tuturnya.
“Kita tidak pernah membayangkan 5 tahun terakhir ini cara kerja kita banyak berubah di berbagai level: pendidikan, sosial, politik. Nah ini menjadikan kita harus melakukan revolusi tata kelola pendidikan dan pesantren kita,” pungkas Cak Imin.
Sebagi inforrmasi, PKB akan menggelar Konferensi Internasional Transformasi Pesantren pada 24-26 Juni mendatang. Acara ini akan dihadiri oleh Menag Nasaruddin Umar, Mendikdasmen Abdul Mu'ti hingga pakar pendidikan dari luar negeri.
"Jadi dibuka langsung oleh Ketua Dewan Syuro dan Ketua Umum PKB, Kiai Ma'ruf Amin dan Pak Muhaimin Iskandar. Setelah itu langsung disambung dengan keynote speak oleh Menteri Agama dan Menteri Pendidikan," kata Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB, Syaifullah Maksum, Selasa, 17 Juni 2025.
Konferensi ini digelar untuk menyikapi kerisauan terkait dogma pesantren yang cenderung masih memelihara budaya lama. Maksum menyebut tema yang dihadirkan, yakni 'Pesantren Berkelas Menuju Indonesia Emas: Menyatukan Tradisi, Inovasi, dan Kemandirian'. (ADP)