Cuaca jadi tantangan terbesar tim IBEX taklukkan Trango Tower Pakistan
Sebanyak enam atlet panjat tebing Indonesia siap menaklukkan Nameless Tower, yang merupakan bagian dari komplek Trango Tower, di bagian utara Pakistan, pada Juli-Agustus 2025, dengan tantangan terbesar ada pada faktor cuaca.
Elshinta.com - Sebanyak enam atlet panjat tebing Indonesia siap menaklukkan Nameless Tower, yang merupakan bagian dari komplek Trango Tower, di bagian utara Pakistan, pada Juli-Agustus 2025, dengan tantangan terbesar ada pada faktor cuaca.
Salah seorang atlet yang masuk dalam tim tersebut Freden Sembiring mengungkapkan bahwa tim Indonesia Big Wall Expedition (IBEX) telah melakukan persiapan sejak dua tahun lalu.
"Dari dua tahun lalu dan tahun lalu kita tunda karena permasalahan cuaca yang kurang baik, akhirnya kita memutuskan untuk berangkat di tahun ini," kata Freden kepada ANTARA melalui sambungan telekonferensi dari Jakarta, Selasa.
Namless Trango Tower dipilih, menurut Freden, karena merupakan salah satu tebing dengan tingkat kesulitan tertinggi di dunia, baik itu akses, ketinggian, dan tingkat kesulitan dari jalur pemanjatan.
Sebagai perbandingan, Freden menjelaskan, "Beberapa tebing di beberapa pelosok dunia, secara pemanjatannya -- artinya kita tidak bisa menggunakan kaki lagi harus menggunakan tangan dan peralatan-peralatan memanjat -- rata-rata ketinggian dimulai di 3.000 mdpl."
Sementara, Nameless Tower memiliki panjang jalur pemanjatan sekitar 1.100 meter yang berada di ketinggian 6.251 mdpl. Hanya sebagian kecil negara yang berhasil melakukan pemanjatan di sana, dan belum ada catatan negara Asia yang berhasil memanjat Nameless Tower tersebut.
Menurut data dari Kedutaan Besar Republik Inonesia (KBRI) di Islamabad, saat ekspedisi berlangsung suhu siang hari akan berkisar -4 hingga 7 derajat Celcius. Adanya Monsun juga membuat curah hujan cukup tinggi di wilayah utara Pakistan dibarengi dengan melelehnya gletser.
"Kita melakukan semua proses latihan, baik fisik, mental, dan taktik. Jadi untuk latihan itu semuanya kita lakukan di Bandung dan area Jawa Barat, dan sekarang ini kita sedang melakukan latihan tahap akhir di Tebing Telung," ujar Nazib Fadlulah, salah seorang tim IBEX.
"Dan, di sini kita itu sebenarnya melakukan latihan yang lebih ke teknis untuk mensimulasikan nanti pemanjatan di Trango Tower."
Selain latihan di alam terbuka, tim IBEX juga banyak melakukan latihan untuk membangun menjaga kebugaran, seperti bouldering, gym, weight training, dan climbing indoor.
Freden dan Nazib akan melakukan ekspedisi IBEX Trango Tower bersama empat orang lainnya, yakni Deden Wahyudin, Iqbal Kamal Fasya, Iqbal Ramadhan, dan Asep Tatang.
Mereka berencana melakukan ekspedisi hampir satu bulan. Berangkat dari Indonesia pada 13 Juli 2025 dan mulai melakukan tracking di Nameless Trango Tower pada 17 Juli sampai 19 Juli 2025 sedangkan pemanjatan tebing dilaksanakan mulai 25 Juli sampai 10 Agustus 2025.
"Untuk pemanjatannya sendiri kita akan lakukan sekitar 14 hari ya, dua minggu di tebing vertikalnya. Untuk total satu bulan itu kita bukan hanya memanjat saja, jadi kita akan melakukan perjalanan hiking dari base camp di Ascoli sampai ke base camp pemanjatan itu sekitar empat hari hiking," kata Nazib.
"Baru setelah itu kita akan melakukan aklimatisasi sekitar satu minggu di sana, setelah itu baru kita melakukan pemanjatan selama 14 hari. Jadi 30 hari itu adalah total keseluruhan dari mulai perjalanan berangkat sampai di Islamabad, sampai dengan kembali lagi ke Islamabad."
Freden, Nazib, dan empat atlet lainnya memiliki pengalaman panjang dalam panjat tebing dengan spesialisasi masing-masing. Selain hampir seluruh tebing besar yang ada di Indonesia, mereka juga melakukan kunjungan pemanjatan di luar negeri seperti di Malaysia, dan Thailand, Yosimite, AS.
Deden terhitung sekitar 20 kali mencapai puncak Cartenz, yang merupakan puncak tertinggi di Indonesia. Sementara Najib memiliki spesialisasi di bidang sport science, khususnya bidang rock climbing. Kemudian, Asep memiliki spesialisasi pemanjatan vertikal di es atau ice climbing.