PAI kenalkan teknologi pertanian ramah lingkungan dan produktif

 Perusahaan inovasi pertanian PT Pandawa Agri Indonesia (PAI) memperkenalkan teknologi pertanian yang lebih ramah lingkungan sebagai upaya mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan produktif. Menurut CEO Pandawa Agri Indonesia Kukuh Roxa teknologi yang diberi nama Teknologi Pendampingan PAI (PPAI) ini dirancang untuk meningkatkan kesehatan tanaman dan tanah.

Update: 2025-07-02 12:31 GMT
Panen raya beras biofortifikasi dengan teknologi PPAI di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (25/6/2025) (Antara/HO/PT PAI)

Elshinta.com - Perusahaan inovasi pertanian PT Pandawa Agri Indonesia (PAI) memperkenalkan teknologi pertanian yang lebih ramah lingkungan sebagai upaya mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan produktif. Menurut CEO Pandawa Agri Indonesia Kukuh Roxa teknologi yang diberi nama Teknologi Pendampingan PAI (PPAI) ini dirancang untuk meningkatkan kesehatan tanaman dan tanah.

"Teknologi PPAI telah terbukti efektif mendorong praktik budidaya yang lebih ramah lingkungan dan berdaya saing secara ekonomi," ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Dikatakannya, teknologi ini diterapkan pada berbagai komoditas pertanian, terutama padi dan kopi, dengan mengombinasikan penggunaan input pertanian seimbang dan terukur sesuai kebutuhan tanaman.

Teknologi PPAI, lanjutnya, telah diterapkan pada program Pengembangan Ekosistem Skala Industri Beras Biofortifikasi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur di lahan seluas lima hektare dengan membudidayakan benih varietas IPB 9G dan IPB 15S hasil riset IPB University.

Selain menerapkan Teknologi PPAI, lanjut Kukuh budidaya ini juga menerapkan metode irigasi Alternate Wetting and Drying (AWD) yang dapat mengurangi penggunaan air secara signifikan dan berdampak minimal terhadap lingkungan.

"Kombinasi antara Teknologi PPAI dan AWD secara keseluruhan mendorong praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan dalam budidaya padi," katanya.

Dikatakannya, riset IPB University menunjukkan bahwa penerapan Teknologi PPAI dapat menurunkan emisi metana hingga 24 persen, sementara itu, kombinasi antara AWD dan Teknologi PPAI membuat budidaya padi 213 persen lebih efisien dalam penggunaan air dibandingkan metode konvensional.

"Riset ini menunjukkan bahwa dengan teknologi dan praktik yang tepat, padi yang selama ini dikenal sebagai tanaman boros air dapat dibudidayakan dengan cara yang hemat air, rendah emisi, dan tetap produktif,” ujar Kukuh Roxa.

Sekretaris Institut IPB University, Prof. Dr Agus Purwito, menambahkan, pengembangan budidaya beras biofortifikasi di Kabupaten Banyuwangi menunjukkan bahwa inovasi dari dunia akademisi, mulai dari pengembangan benih hingga pengukuran emisi bisa langsung diterapkan untuk memperbaiki sistem pertanian di lapangan.

Sebelumnya pada 25 Juni 2025 dilakukan panen raya beras biofortifikasi sekaligus peluncuran ekosistem beras biofortifikasi berskala industri pertama di Indonesia yang merupakan kemitraan strategis pentahelix antara Pandawa Agri Indonesia, Danone-AQUA, IPB University, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Perum Bulog, dan Bank Indonesia.

Dengan dukungan kuat dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, ekosistem ini terus berkembang dan ditargetkan mencakup hingga 500 hektar lahan budidaya pada tahun depan.

Tags:    

Similar News