Menteri LH minta Gubernur DKI kurangi produksi sampah
Lebih dari 8000 ton sampah yng dihasilkan dari wilayah Jakarta, kini masih diupayakan untuk pengelolaannya, sehingga nantinya tidak lagi menjadi permasalahan yang krusial dalam lingkungan kehidupan di wilayah masing-masing.
Elshinta.com - Lebih dari 8000 ton sampah yng dihasilkan dari wilayah Jakarta, kini masih diupayakan untuk pengelolaannya, sehingga nantinya tidak lagi menjadi permasalahan yang krusial dalam lingkungan kehidupan di wilayah masing-masing.
Banyaknya sampah organik dan anorganik di Jakarta, diantaranya dikontribusi atau disumbang dari pasar, tidak terkecuali pasar Teluk Gong, Penjaringan, Jakarta Utara, yang turut menyumbang timbunan sampah.
"Persialan sampah di Jakarta cukup berat, karena angka konversi sampahnya dengan dinamika moderen, cenderung naik per orangnya, sehingga timbunan sampahnya relatif besar dan angkanya diprediksi lebih dari 8000 ton per hari" tutur Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pembinaan Lingkungan Hidup, Dr Hanif Faisol Nurofiq, seperti dilaporkan Reporter Elshinta, ME Sudiono, Rabu (2/7)
"Sementara untuk penanganannya masih mengandalkan di hilir yakni di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, yang saat ini sdh over loaded/sudah kelebihan sampah, dan pencemaran lingkungannya sudah luar biasa. Hal ini tentu menjadi dilema, karena bila lokasi ditutup maka akn menimbulkan malapetaka lebih besar," lanjut Hanif Faisol Nurofiq
Untuk itu, guna mengantisipasinya menteri LH meminta kepada Gubernur DKI Jakarta secara bertahap untuk melakukan pengurangan sampah secara serius dan sebenarnya sudah dilakukan sejak bulan Desember 2024 lalu dengan pengurangan sebanyak 2500 ton/hari dengan beroperasinya pengelolaan sampah di Rorotan (RDF/Refuse Derived Fuel)
"Sumber sampah ada didua kelompok penting, yaitu rumah tangga dan kawasan," ujar Hanif.
Masih dikatakan menteri LH Hanif, bahwa pasar wajib menyelesaikan sampahnya sendiri, namun masih perlu ditingkatkan lagi penanganan sampah di pasar, seperti di Pasar Teluk Gong, termasuk penanganan sampah organik dan anorganik
Kemudian Menteri Hanif Fasiol, mengatakan bahwa sebagaian besar sampah ini terbagi 2, yakni ornanik dan anorgnik. Jumlah sampah anorgnik sekitar 40 persenan, namun menjadi problem bila penangannya masih sedikit, dan perlu ditingkatkan kapasitas tempat penampungan sampahnya, agar tidak lagi dibuang ke Bantar Gebang.
Kemudian, tambah Menteri LH, sampah organik agar dipilah dan masih perlu dikawal bersama di seluruh Jakarta Utara, yang kini telah menjadi Piloting Projek untuk menyelesaikan sampah di Jakarta.
"Bila sampah di Jakarta selesai, maka secara nasional akan mengikuti," tandas Menteri Hanif.