Menko: Pemanfaatan teknologi canggih kunci ketahanan pangan
Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengatakan pemanfaatan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, sensor cuaca dan sistem irigasi otomatis dapat mendukung terwujudnya ketahanan pangan. Menurut Zulkifli yang akrab disapa Zulhas itu, penggunaan teknologi modern merupakan sebuah investasi untuk jangka panjang, yang nantinya dapat mendukung program prioritas swasembada pangan.
Elshinta.com - Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengatakan pemanfaatan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, sensor cuaca dan sistem irigasi otomatis dapat mendukung terwujudnya ketahanan pangan. Menurut Zulkifli yang akrab disapa Zulhas itu, penggunaan teknologi modern merupakan sebuah investasi untuk jangka panjang, yang nantinya dapat mendukung program prioritas swasembada pangan.
"Memang kita mengatakan teknologi itu mahal, tapi sebetulnya tidak. Karena teknologi itu adalah investasi," kata Zulhas di Jakarta, Kamis.
Ia mencontohkan, China secara masif telah menggunakan teknologi modern untuk membangun sistem cadangan pangan nasional, seperti memperluas lahan pertanian dengan smart farming atau sistem pertanian yang mengintegrasikan teknologi digital dan otomatisasi. Selain itu, China juga telah lebih dulu memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memprediksi cuaca, dan olah tanah.
Dengan bantuan teknologi, hasil panen jadi lebih banyak. Contohnya di China, penggunaan teknologi tanam bisa menghasilkan 10 ton padi per hektare (ha), sementara tanpa teknologi hanya sekitar 5 ton. Hal yang sama juga dilakukan oleh Brasil dalam memproduksi gula. Negara tersebut menggunakan teknologi untuk pembibitan, sehingga mampu panen hingga 7-10 tahun.
"Sekali lagi karena teknologi," ujar dia.
Zulhas mengatakan Indonesia sedang berupaya untuk lepas dari ketergantungan impor pangan. Oleh karena itu, secara bertahap pertanian di Indonesia mulai menggunakan teknologi seperti penggunaan drone untuk pupuk dan combine harvester untuk menanam padi.
"Memang masih jauh, tapi kita juga mulai mengembangkan 'smart green house', yang dapat mengatur suhu, kelembaban, penyiraman otomatis," kata Zulhas.