Konsep Bridging Nature & Urban Activity, MRT Jakarta bangun ruang publik baru

PT MRT Jakarta (Perseroda) menegaskan komitmennya untuk membangun ruang publik yang tidak hanya fungsional, tetapi juga menghadirkan harmoni antara alam dan kota. Lewat konsep Bridging Nature and Urban Activity, kawasan Blok M disulap menjadi simpul transit yang hijau, kreatif, dan ramah bagi pejalan kaki.

Update: 2025-08-07 16:12 GMT
Sumber foto: Radio Elshinta/ ADP

Elshinta.com - PT MRT Jakarta (Perseroda) menegaskan komitmennya untuk membangun ruang publik yang tidak hanya fungsional, tetapi juga menghadirkan harmoni antara alam dan kota. Lewat konsep Bridging Nature and Urban Activity, kawasan Blok M disulap menjadi simpul transit yang hijau, kreatif, dan ramah bagi pejalan kaki.

Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta, Farchad Mahfud, menjelaskan bahwa pembangunan ruang publik yang menghubungkan fungsi transportasi, pedestrian, dan lanskap urban merupakan elemen vital dalam pengembangan kawasan berorientasi transit (TOD).

“Kami sudah awali dengan menghilangkan pembatas-pembatas yang memisahkan orang dari ruangnya. Kini kami tambah ruang publik baru, dari sunken plaza, open sky activity, sampai taman-taman interaktif di bawah,” ujar Farchad di Auditorium Transport Hub, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

Ruang Terbuka, Aktivitas Kreatif, dan Pejalan Kaki

Pengembangan kawasan TOD Blok M tidak lagi sekadar membangun infrastruktur transportasi. MRT Jakarta mulai menghadirkan ruang publik bawah tanah seperti sunken plaza, taman dengan desain interaktif, serta ruang terbuka untuk kegiatan seni dan budaya. Ini menjadi titik temu baru antara warga kota dan fungsi urban.

“Ada sunken plaza, mungkin juga akan terlihat taman dari bawah. Konsepnya adalah agar fungsi green dan kreatif bisa hadir bersamaan. Ruang hijau di sisi timur dan barat kami tambahkan zona kreatif,” jelasnya.

Salah satu tantangan terbesar kawasan Blok M selama ini adalah akses pejalan kaki yang terbatas akibat keberadaan tembok terminal. MRT Jakarta menjawab tantangan ini dengan memindahkan fungsi terminal bus ke bawah tanah.

“Dari Peruri ke Melawai saat ini sulit diakses pejalan kaki. Orang keantem tembok terminal. Nanti seluruh bus akan pindah ke bawah tanah agar orang bisa bergerak dengan nyaman,” imbuh Farchad.

Skybridge dan Revitalisasi Aset

Selain membenahi ruang bawah tanah, MRT Jakarta juga akan membangun skybridge yang menghubungkan Stasiun MRT Blok M ke gedung-gedung di area Panglima Polim. Ini bertujuan memperluas akses integrasi antarmoda dan memperkuat fungsi kawasan sebagai simpul TOD utama.

Transformasi kawasan Blok M juga disertai dengan pendekatan revitalisasi berbasis aset. MRT Jakarta tidak membangun dari nol, melainkan memperbaiki dan menghidupkan aset-aset lama yang kini berada dalam kendali perusahaan.

“Kita ubah kawasan ini dari tampilannya. Heritage tetap kita pertahankan, tapi kita tambah fungsi-fungsi baru yang bisa dimonetize. Ini semua bagian dari kolaborasi antar pelaku bisnis juga,” kata Farchad.

Ruang Publik sebagai Tulang Punggung TOD

Dengan mengusung ruang publik sebagai tulang punggung pembangunan, MRT Jakarta ingin memastikan bahwa kawasan-kawasan TOD tidak menjadi zona eksklusif atau steril, melainkan inklusif, hidup, dan memiliki nilai sosial serta budaya.

“Ini area kita. Kalau bukan kita, siapa lagi yang mendorong perbaikannya? Kami mohon doa restu teman-teman semua untuk ikut membantu secara positif melalui gerakan media,” tutup Farchad. (ADP)

Tags:    

Similar News