13th Asian Cup Woodball Championship, olah raga etika kuat

 Suasana tenang lapangan JSI Resort Bogor menjadi saksi bahwa 13th Asian Cup Woodball Championship 2025 bukan sekadar ajang unjuk prestasi. Di balik ketatnya persaingan, nilai-nilai karakter, kejujuran, disiplin, dan respect yang menjadi inti dari olympism, tampak begitu nyata dalam setiap pertandingan.

Update: 2025-08-21 10:47 GMT
Lam Chi Ho, pemain senior asal Hongkong, Foto: NOC Indonesia

Elshinta.com - Suasana tenang lapangan JSI Resort Bogor menjadi saksi bahwa 13th Asian Cup Woodball Championship 2025 bukan sekadar ajang unjuk prestasi. Di balik ketatnya persaingan, nilai-nilai karakter, kejujuran, disiplin, dan respect yang menjadi inti dari olympism, tampak begitu nyata dalam setiap pertandingan.

Lam Chi Ho, pemain senior asal Hongkong, merasakan betul bagaimana woodball lebih dari sekadar olahraga. Selama 17 tahun menekuni permainan ini, ia belajar menghadapi tekanan dan membangun kekuatan hati.

“Woodball mengajarkan kita untuk berbicara dengan hati, mengendalikan emosi, dan menjadi pribadi yang lebih kuat. Saya bisa membawa pelajaran itu bahkan ke kehidupan sehari-hari,” ujarnya dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Elshinta, Kamis (21/8/2025).

Di Asian Cup kali ini, atmosfer sportivitas dan fair play menjadi sorotan. Salah satunya adalah tradisi pemain mencatat sendiri jumlah pukulan setelah menyelesaikan tiap fairway, meski ada wasit yang mengawasi. Mekanisme ini seolah menjadi ujian kejujuran, karena peluang untuk berbuat curang sebenarnya terbuka. Namun, para atlet justru menunjukkan integritas tinggi.

“Fair play itu penting sekali. Saya suka bermain dengan lawan yang sopan dan saling menghormati,” tambah Chi Ho.

Nilai yang sama juga ditegaskan oleh Ahris Sumariyanto, salah satu atlet senior Indonesia. Menurutnya, woodball adalah olahraga dengan etika yang sangat kuat. Dalam woodball, karakter pemain benar-benar teruji.

“Kalau egois, emosional, atau tidak disiplin, tidak akan bisa bertahan lama, prestasi juga akan sulit didapat. Setiap langkah butuh komitmen, mulai dari sikap kepada orang tua, kejujuran, sampai tanggung jawab di lapangan,” ungkap Ahris.

Bagi Ahris, kemenangan dalam woodball tidak pernah lahir dari kesalahan orang lain, tetapi sepenuhnya ditentukan oleh pengendalian diri sendiri.

“Kalau curang, hati tidak akan tenang dan permainan pasti kacau. Justru kejujuran dan disiplin itulah yang membuat prestasi bisa dicapai,” imbuhnya.

Ketua Umum Indonesia Woodball Association (IWbA) Aang Sunadji menegaskan bahwa penyelenggaraan Asian Cup kali ini bukan hanya menghadirkan persaingan kelas dunia, tetapi juga memperlihatkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam olahraga woodball.

“Sejak awal kami ingin menjadikan 13th Asian Cup 2025 bukan sekadar turnamen, tetapi juga wadah pendidikan karakter. Nilai disiplin, sportivitas, kejujuran, dan persahabatan benar-benar terlihat di lapangan. Itulah warisan terbesar woodball, dan Indonesia bangga bisa menghadirkan itu kepada dunia,” kata Aang.

Di JSI Resort, Megamendung, Bogor, semua nilai itu tampak jelas. Para pemain dari berbagai negara saling menghormati, berbagi semangat persahabatan, dan menghidupkan nilai-nilai olympism di setiap pukulan bola.

Dan, 13th Asian Cup Woodball Championship 2025 pun bukan hanya menjadi panggung bagi perebutan medali, tetapi juga cermin bagaimana olahraga bisa membentuk karakter dan menghadirkan kebaikan hakiki dalam hidup.

Penyelenggaran 13th Asian Cup Woodball Championship dan 7th AICE Indonesia Open 2025 didukung oleh official sponsor, Aice, Mills, JHL Group, JSI Resort, BAIC, Kings Travel, Aquviva serta media partner, Bolaskor, Merah Putih Media dan Garuda TV sebagai official broadcasting. (Dwi/Ter)

Tags:    

Similar News