Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengapresiasi program Indomaret untuk peningkatan pendidikan. Program didanai donasi pelanggan Indomaret dari periode 1 Januari hingga 29 Februari 2020 berhasil menghimpun dana Rp3.894.949.411 dan diserahkan ke Islamic Dakwah Fund Majelis Ulama Indonesia (IDF – MUI) untuk peningkatan sarana prasarana pendidikan di 18 lembaga pendidikan.
“Sumbangan dari donasi sebagai bentuk partisipasi swasta untuk meningkatkan pendidikan. Pendidikan merupakan kunci peradaban bangsa dan diharapkan dapat menciptakan SDM yang unggul, tidak hanya cerdas, namun juga berakhlak,” kata Wapres saat meresmikan sarana prasarana pendidikan donasi pelanggan Indomaret melalui zoom meeting, Senin (16/11).
Acara ini dihadiri Direktur Utama PT. Indomarco Prismatama (Indomaret), Sinarman Jonatan, Direktur Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial, Hotman, dan Ketua IDF - MUI, H. Misbahul Ulum, penerima bantuan, serta perwakilan pelanggan Indomaret Jabodetabek, Surabaya, Yogyakarta, dan Jombang. Bantuan diserahkan Direktur Marketing PT. Indomarco Prismatama, Wiwiek Yusuf kepada Ketua IDF - MUI.
Untuk mendatangkan kebaikan bagi masyarakat, menurut Sinarman, kerja sama ini dapat dilanjutkan. Ia berterima kasih atas partisipasi pelanggan setia yang selalu peduli dan terlibat dalam program donasi yang diadakan Indomaret. Tak hanya behenti di sini, Sinarman mengajak para pelanggan Indomaret untuk terus berbagi pada masyarakat yang membutuhkan.
Kerja sama dengan IDF MUI merupakan kedua kalinya, setelah tahun 2018 lalu Indomaret menjalin kerja sama pendidikan dengan membangun laboratorium multimedia di 10 lembaga pendidikan senilai Rp2.08 M. Pelanggan Indomaret semakin aktif berbagi dengan menyisihkan uang kembalian saat berbelanja. Donasi dilakukan secara sukarela. Kasir menawarkan program donasi dan setelah disetujui konsumen kemudian mencetak jumlah donasi di struk.
Senada dengan Sinarman, Misbahul berharap agar kerja sama berlanjut dan berkolaborasi di berbagai bidang. Satu dari tiga sekolah di Indonesia tidak memiliki akses kepada air bersih. Setidaknya ada beberapa hal yang wajib disediakan dalam rangka program sanitasi di lingkungan pendidikan, yaitu akses pada sumber air yang layak, fasilitas jamban yang berfungsi dan terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan, dan akses pada sarana cuci tangan dengan ketersediaan sabun dan air yang mengalir
Misbahul menambahkan, program ini dijalankan untuk membantu mendekatkan warga ruang lingkup lembaga pendidikan pada akses kebersihan dan kesehatan dengan adanya perbaikan dan pembangunan fasilitas kamar mandi/ toilet yang lebih layak dan bersih. Pembangunan fasilitas sarana prasarana pendidikan di 18 sekolah hingga saat ini telah mencapai 40%. Penerima bantuan yaitu: