Top
Begin typing your search above and press return to search.

Akademisi di Bali setuju Soeharto diberikan gelar Pahlawan Nasional

Akademisi Bali setuju Soeharto layak dapat gelar pahlawan nasional. Mereka menilai jasanya dalam memimpin & membangun Indonesia selama 32 tahun sangat besar.

Akademisi di Bali setuju Soeharto diberikan gelar Pahlawan Nasional
X

Elshinta/ ADP

Sejumlah akademisi di Bali menyatakan dukungannya terhadap Presiden ke-2 RI, Soeharto yang menjadi salah satu kandidat penerima gelar pahlawan nasional pada 10 November atau pada hari pahlawan. Soeharto dianggap sebagai sosok yang memiliki jasa besar bagi Indonesia.

“Kalau kita melihat dari segi objektifnya, Bapak Soeharto memimpin kita puluhan tahun loh ya, kita juga harus melihat apa sih yang sudah dibangun oleh beliau. Jadi berhak juga beliau untuk diberikan gelar tersebut,” kata dosen Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Universitas Dwijendra, Ni Made Adi Novayanti dalam acara diskusi “Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran dari Sudut Pandang Energi” di Denpasar, Kamis (6/11/2025).

Terlepas dari pro dan kontra yang saat ini tengah terjadi di publik mengenai gelar pahlawan tersebut, perempuan yang akrab disapa Nova ini menilai banyak capaian yang sudah ditorehkan oleh Presiden Soeharto selama memimpin Indonesia 32 tahun. “Yang jelas, kita tidak boleh melupakan sejarah dan jasa beliau,” ucapnya.

Kendati demikian, Nova tidak ingin pemberian gelar tersebut malah menimbulkan sebuah isu yang kemudian menimbulkan konflik. Oleh karena itu peran media menjadi penting dalam hal ini.

“Jadi kita sebagai orang-orang media ketika ada hal-hal yang seperti itu, kita tanggapi secara positif tapi tidak digoreng dalam bahasa medianya itu sebagai sebuah konflik. Kita tujuannya seperti lagi-lagi, kita sebagai media yang harus netral ketika ada isu-isu itu,” tegasnya.

Senada dengan Nova, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, I Gede Nandya Oktora menilai bangsa yang besar tidak boleh melupakan jasa para pemimpin terdahulu, termasuk Soeharto yang dikenal sebagai bapak pembangunan nasional. “Yang jelas, kita tidak boleh melupakan sejarah dan jasa beliau,” ucap pria yang akrab disapa Nandya ini.

Kendati demikian, Nandya menyerahkan seluruh proses administrasi dan kelaiakan gelar pahlawan Presiden Soeharto kepada pihak yang berwenang agar lebih tepat dengan juga mendengarkan masukan publik.

“Tapi untuk urusan setuju atau tidaknya, saya serahkan pada pihak yang berwenang,” ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia menyampaikan usulan mengenai Soeharto menjadi pahlawan nasional saat bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta. Bahlil yang juga menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini mengatakan Prabowo mempertimbangkan ihwal usulan tersebut.

"Yang berikut kami juga tadi melaporkan kepada Bapak Presiden selaku Ketua Umum DPP Partai Golkar. Saya bilang, Bapak Presiden, dengan penuh harapan, lewat mekanisme rapat DPP Partai Golkar, kami sudah mengajukan Pak Harto sebagai pahlawan nasional," kata Bahlil setelah bertemu dengan Presiden Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/11).

Menteri Bahlil menuturkan Prabowo menerima aspirasi yang disampaikan partainya tersebut. Menurut dia, Prabowo juga akan mempertimbangkan apa yang menjadi usulan partai beringin itu.

"Bapak Presiden menerima aspirasi dari Golkar tentang permohonan Golkar agar Pak Harto, Presiden Soeharto menjadi pahlawan nasional. Bapak Presiden Prabowo mengatakan bahwa saya menerima dan akan mempertimbangkan. Sudah barang tentu itu lewat mekanisme internal, kan ada, ada mekanisme yang harus dilalui," ucapnya.

(Arie Dwi Prasetyo)

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire