Atap sekolah roboh, sebagian siswa SMP Pasundan 1 Bandung PJJ

Ruang kelas SMP Pasundan 1 Jl. Balonggede No.48 Kota Bandung, Jawa Barat roboh, Senin (3/11/2025). Foto : Radio Elshinta Hanifa
Ruang kelas SMP Pasundan 1 Jl. Balonggede No.48 Kota Bandung, Jawa Barat roboh, Senin (3/11/2025). Foto : Radio Elshinta Hanifa
Kegiatan belajar mengajar kembali normal pasca peristiwa robohnya atap ruang kelas SMP Pasundan 1 Jl. Balonggede No.48 Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/11/2025). Kepala SMP Pasundan 1 Kota Bandung, Nana Mulyana, menjelaskan bahwa Dinas Pendidikan Kota Bandung mengusulkan agar siswa yang terdampak sementara mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Kemarin memang ada usulan dari Disdik bahwa sebagian ini ada yang pjj, karena memang ruangan ada yang sedang revit,” kata Nana kepada Elshinta, Rabu (5/11/2015)
Nana juga menjelaskan bahwa ada sebanyak 7 kelas dan sekitar 200 siswa yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring.
“Yang PJJ itu kelas 7, 7 ruangan karena memang ruangan itu yang di revit, itu sekitar 200 siswa,” lanjut Nana.
Nana menambahkan bahwa peristiwa tersebut terjadi saat pergantian jam pelajaran dari mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di laboratorium komputer ke mata pelajaran IPA yang berada di tempat kejadian, Senin (3/11/2025).
“Jadi yang sudah selesai dari lab komputer anak-anak satu persatu ke sana, jadi belum semua disana hanya beberapa orang anak. Guru memang sudah ada di dalam, guru IPA,” imbuhnya.
Kelima siswa yang menjadi korban peristiwa tersebut telah menjalani rawat jalan dan beraktivitas kembali. Bangunan SMP Pasundan 1 telah berdiri sejak tahun 1960-an dan terakhir direhabilitasi pada awal 2000-an. Rencananya, bangunan tersebut akan direhabilitasi pada tahun 2026. Menurut Nana, ini adalah bencana dan penyebab utama robohnya atap di salah satu ruang kelas adalah cuaca ekstrem.
“Ini adalah bencana murni,” ungkap Nana.
Peristiwa robohnya atap ruang kelas di SMP Pasundan 1 Kota Bandung menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap kondisi infrastruktur di sekolah.
Hanifa/Nico




