Bangsa besar menghargai pemimpinnya: Dukungan Soeharto jadi Pahlawan Nasional menguat
Dukungan agar Presiden ke-2 Republik Indonesia, Jenderal Besar H.M. Soeharto, dianugerahi gelar Pahlawan Nasional terus menguat dari berbagai lapisan elemen masyarakat dan tokoh bangsa

Elshinta/ ADP
Elshinta/ ADP
Dukungan agar Presiden ke-2 Republik Indonesia, Jenderal Besar H.M. Soeharto, dianugerahi gelar Pahlawan Nasional terus menguat dari berbagai lapisan elemen masyarakat dan tokoh bangsa. Mereka menilai Soeharto telah memberikan kontribusi luar biasa dalam menjaga stabilitas bangsa, membangun ekonomi nasional, serta menata arah pembangunan Indonesia modern.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menegaskan bahwa seluruh proses penetapan gelar Pahlawan Nasional telah dilakukan sesuai prosedur dan mekanisme resmi yang berlaku. Ia meminta masyarakat agar menyikapi polemik seputar rencana penganugerahan gelar tersebut secara arif dan bijaksana.
“Pemerintah memastikan setiap usulan penetapan gelar pahlawan nasional melalui kajian mendalam, melibatkan berbagai pihak, dan mengacu pada ketentuan yang berlaku. Ini bukan keputusan yang diambil secara emosional, melainkan berdasarkan fakta sejarah dan jasa seseorang terhadap bangsa,” ujar Prasetyo Hadi.
Soeharto dikenal sebagai pemimpin yang berperan besar dalam mengantarkan Indonesia keluar dari masa-masa sulit, terutama di bidang ekonomi. Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menilai keberhasilan Soeharto dalam memulihkan perekonomian nasional merupakan capaian monumental dalam sejarah modern Indonesia.
“Pada masa awal kepemimpinannya, Indonesia berada dalam situasi ekonomi yang sangat terpuruk. Namun berkat kebijakan ekonomi yang stabil dan pembangunan yang terarah, Soeharto berhasil menurunkan inflasi, membuka lapangan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara signifikan,” tutur Eddy Soeparno.
Lebih jauh, ia menyebut bahwa kebijakan pembangunan jangka panjang yang digagas Soeharto melalui Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) menjadi fondasi penting bagi arah ekonomi Indonesia di masa berikutnya. Stabilitas ekonomi dan politik yang diciptakan saat itu memberikan ruang bagi dunia usaha, pendidikan, dan infrastruktur nasional untuk berkembang pesat.
Dukungan terhadap Soeharto juga datang dari kalangan organisasi masyarakat. Ketua Umum Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Mukhamad Misbakhun, menegaskan bahwa Soeharto bukan hanya pemimpin pembangunan, tetapi juga pejuang kemerdekaan yang turut serta dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia pada masa-masa awal berdirinya republik.
“Soeharto adalah figur yang lengkap — pejuang kemerdekaan, pengisi kemerdekaan, sekaligus negarawan yang meninggalkan warisan besar bagi bangsa. Ia membangun arah pembangunan nasional yang terencana, meletakkan pondasi kemandirian ekonomi, serta menjaga keutuhan NKRI,” ujar Misbakhun.
Ia menambahkan, pengakuan terhadap jasa Soeharto seharusnya menjadi wujud kedewasaan bangsa Indonesia dalam menghargai sejarahnya sendiri. Menurutnya, bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa para pemimpin dan pahlawannya, termasuk mereka yang pernah memimpin dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Dukungan publik yang semakin meluas ini menunjukkan adanya kesadaran bersama bahwa penghargaan terhadap jasa tokoh bangsa bukan sekadar simbol, melainkan bentuk penghormatan terhadap perjalanan panjang Indonesia sebagai negara merdeka.
Sebagai figur yang telah mengabdikan hidupnya untuk bangsa dan negara, Soeharto meninggalkan jejak penting dalam pembangunan, pertanian, pendidikan, dan stabilitas nasional. Dengan segala kontribusinya, tidak berlebihan jika masyarakat menilai bahwa Soeharto layak menyandang gelar Pahlawan Nasional sebagai penghargaan tertinggi bagi seorang tokoh yang telah menorehkan sejarah besar bagi Indonesia.
(Arie Dwi Prasetyo)




