Top
Begin typing your search above and press return to search.

Basarnas siaga pantau banjir Semarang, antisipasi potensi bencana susulan

Basarnas siaga pantau banjir Semarang, antisipasi potensi bencana susulan
X

Basarnas siaga 24 jam dan terus memantau prakiraan cuaca dari BMKG untuk mengantisipasi potensi bencana susulan di Semarang. Foto : Basarnas

Genangan air masih terlihat di sejumlah wilayah di Kota Semarang dengan ketinggian bervariasi, dari 30-60 sentimeter. Tim Basarnas tetap bersiaga dan melakukan pemantauan di lapangan untuk mengantisipasi laporan atau permintaan bantuan tambahan dari warga.

Kepala Kantor SAR Semarang, Budiono, menjelaskan bahwa operasi pencarian dan pertolongan (SAR) telah berlangsung sejak 26 Oktober hingga Kamis (30/10). Wilayah terdampak paling parah berada di Genuk dan Kaligawe. Di Tlogosari dan Tlogomulyo, Basarnas juga menangani kasus anak tenggelam akibat terpeleset ke selokan yang meluap dan hanyut ke sungai.

"Upaya penyelamatan oleh ibu korban sempat dilakukan, namun tidak berhasil," ungkap Budiono dalam keterangannya, Kamis (30/10)

Selama operasi, Basarnas mengerahkan 18 personel di berbagai titik terdampak. Kegiatan pencarian berjalan lancar berkat dukungan dari TNI, Polri, BPBD, relawan, dan masyarakat. Sebelum banjir terjadi, Basarnas juga telah melakukan koordinasi dan latihan gabungan agar penanganan darurat di lapangan dapat berjalan cepat dan terkoordinasi.

Saat ini, Basarnas tetap siaga 24 jam dan terus memantau prakiraan cuaca dari BMKG untuk mengantisipasi potensi bencana susulan.

Selain operasi SAR, pemerintah juga melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jawa Tengah sejak 25 Oktober yang dijadwalkan berlangsung hingga 3 atau 4 November 2025. OMC bertujuan mengurangi intensitas curah hujan ekstrem dan mendistribusikan hujan ke wilayah lain untuk meminimalkan risiko banjir.

Prakirawan BMKG Ahmad Yani Semarang, Winda, menjelaskan bahwa operasi dilakukan secara kolaboratif dengan Kementerian PU, BRIN, BNPB, dan otoritas penerbangan. Pelaksanaan semai awan dilakukan antara pukul 05.00 hingga 23.00 WIB, menyesuaikan kondisi cuaca dan jadwal penerbangan.

Proses penyemaian garam (NaCl) dilakukan di laut maupun daratan, tergantung posisi awan dan potensi hujan. Jika awan bergerak ke arah Semarang, penyemaian dilakukan di atas laut agar hujan tidak turun di wilayah perkotaan. Winda juga menyebut, modifikasi cuaca tidak lantas membuat wilayah lain terdampak banjir baru.

"Di darat, penyemaian difokuskan pada area berpenampungan air seperti waduk agar air hujan dapat dimanfaatkan dan tidak menimbulkan banjir baru," ujar Winda

Bahan semai berfungsi menyerap massa air di awan pada ketinggian 8.000–10.000 kaki, dan hasil uji sebelumnya menunjukkan bahan tersebut tidak memengaruhi kualitas air lingkungan.

Winda juga mengingatkan bahwa Jawa Tengah telah memasuki musim hujan, sehingga masyarakat diminta tetap waspada, menjaga kebersihan saluran air, dan berkolaborasi dengan pemerintah agar penanganan banjir berjalan efektif.

Annisa Madina

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire