Basarnas tegaskan operasi SAR banjir dan longsor Aceh masih aktif

Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban banjir bandang dan longsor di Provinsi Aceh masih terus berlangsung. Foto : Dokumentasi Basarnas
Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban banjir bandang dan longsor di Provinsi Aceh masih terus berlangsung. Foto : Dokumentasi Basarnas
Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban banjir bandang dan longsor di Provinsi Aceh masih terus berlangsung hingga hari ke-32 pascabencana. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menegaskan bahwa informasi yang menyebut operasi SAR dihentikan tidaklah benar.
Kepala Basarnas Banda Aceh, Ibnu Harris Al Hussain, memastikan seluruh tim SAR gabungan masih bekerja aktif di sejumlah wilayah terdampak. Hingga kini, 31 orang masih dinyatakan hilang, sementara 405 korban telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
“Saat ini status operasi masih aktif. Kami masih melakukan pencarian dan evakuasi, termasuk menghadapi banjir susulan yang terjadi beberapa hari lalu,” ujar Ibnu Harris dalam wawancara di Radio Elshinta, Jumat (26/12/2025).
Ibnu Harris menjelaskan, operasi SAR belum masuk tahap pemantauan. Penghentian operasi pencarian hanya dapat diputuskan oleh SAR Koordinator, yakni Kepala Basarnas Nasional di Jakarta, setelah melalui evaluasi menyeluruh.
"Pada 24–25 hari terakhir, tim SAR gabungan bahkan kembali melakukan evakuasi akibat banjir susulan di Kabupaten Bireuen dan Pidie Jaya, sebanyak 19 warga berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat, masing-masing lima orang di Bireuen dan 14 orang di Pidie Jaya," ungkap Ibnu Harris.
Ibnu Harris menceritakan mengenai tantangan berat yang dihadapi dalam proses pencarian korban. Material banjir berupa kayu, lumpur, dan tanah yang telah mengeras menyulitkan upaya pencarian korban yang diduga tertimbun. Tim SAR juga menyisir sungai-sungai besar seperti Sungai Peusangan menggunakan metode pencarian darat, drone, serta peralatan pendukung lainnya. Ke depan, pencarian akan dilakukan bersamaan dengan proses pembersihan menggunakan alat berat, bekerja sama dengan instansi terkait.
“Pengalaman dari bencana besar sebelumnya menunjukkan, korban sering ditemukan saat proses pembersihan dimulai,” kata Ibnu Harris.
Sebanyak 31 korban hilang masih terkonsentrasi di tiga wilayah, yakni Aceh Utara, Bener Meriah, dan Aceh Tengah. Tim SAR meyakini peluang menemukan korban masih terbuka, terutama saat akses dan material banjir mulai dibersihkan. Meski jumlah personel tambahan mulai dikurangi, personel inti dan tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI-Polri, serta relawan masih disiagakan di posko-posko utama.
Basarnas juga terus berkoordinasi dengan BMKG, yang menyebut Aceh masih berada di puncak musim hujan. Potensi banjir susulan masih ada, meski intensitas hujan mulai menurun.
Selain pencarian korban, Ibnu Harris menyoroti kebutuhan jangka menengah warga terdampak, khususnya pemulihan pendidikan. Banyak sekolah rusak, buku dan seragam hilang, sementara kegiatan belajar direncanakan kembali dimulai dalam waktu dekat. (nak)




