Ikan tebaran di aliran sungai Pariaman hilang terseret banjir

Ikan-ikan restocking yang disebar pada aliran umum sejumlah sungai di Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), yang diawasi oleh kelompok masyarakat setempat hanyut atau hilang, karena banjir akibat bencana hidrometeorologi yang terjadi pada akhir November 2025 lalu.
"Ikan-ikan restocking di seluruh sungai kami hanyut," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman Marlina Sepa, di Pariaman, Kamis (25/12).
Ia mengatakan lokasi restocking ikan tersebut tersebar pada sejumlah desa dan kelurahan di daerah itu, yang pengawasannya dilakukan oleh kelompok masyarakat setempat.
Adapun desa dan kelurahan tersebut, yaitu Desa Cimparuh, Pauh Timur, Alai Gelombang, Kelurahan Jawi Jawi II, Desa Sungai Sirah, Sungai Pasak, Kampuang Gadang, Bunga Tanjung, Bato, dan Desa Air Santok.
Ikan-ikan tersebut sebelumnya ditebar pada perairan yang melintasi desa dan kelurahan di Pariaman sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan warga, serta menjaga kelestarian ikan lokal dan kebersihan sungai.
Ia menyebutkan perkiraan ikan yang hanyut tersebut mencapai belasan ton dengan kerugian yang ditimbulkan mencapai ratusan juta rupiah.
"Hal ini telah kami laporkan kepada Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP)," katanya lagi.
Dia mengatakan pula, KKP melalui Balai Perikanan Budi Daya Air Tawar Sungai Gelam juga telah datang ke Pariaman pada awal Desember lalu, guna melihat kondisi dampak bencana terhadap sektor perikanan.
Ia menyampaikan Pemkot Pariaman telah meminta KKP untuk membantu kembali mengisi restocking ikan di sungai tersebut dengan bibit ikan lokal sebagai upaya ketahanan pangan dan peningkatan perekonomian warga serta menjaga produksi ikan lokal.
Pariaman merupakan salah satu daerah di Sumbar yang terdampak cuaca ekstrem yang terjadi dari 21 hingga 28 November 2025. Setidaknya Pemkot Pariaman merilis daerah ini mengalami banjir pada 121 lokasi, longsor enam lokasi, dan puluhan pohon tumbang.
Akibat cuaca ekstrem tersebut lima ruas jalan ambles, satu jembatan rusak, 45 unit sekolah rusak, dinding penahan pada sejumlah aliran sungai di Pariaman juga rusak akibat dihantam banjir. Bahkan 25 hektare ladang dan ratusan hektare lahan sawah juga terendam banjir.




