Kemenkes gulirkan vaksinasi serviks sejuta dosis bagi ASN perempuan

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono (kanan) menyuntikkan vaksin HPV ke salah satu ASN. ANTARA/HO - Kementerian Kesehatan
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono (kanan) menyuntikkan vaksin HPV ke salah satu ASN. ANTARA/HO - Kementerian Kesehatan
Kementerian Kesehatan dan Korpri meluncurkan Program Satu Juta Vaksin Kanker Serviks untuk ASN Perempuan sebagai bentuk perhatian kepada ASN yang menjadi garda terdepan pelayanan publik, sekaligus upaya melindungi satu juta keluarga.
“Saya bahagia karena pada HUT ke-54 Korpri ini, pemerintah memberikan perhatian pada aset paling berharga dalam pelayanan publik kesehatan para ASN. Satu juta vaksin yang diberikan berarti satu juta keluarga terlindungi, dan satu juta masa depan yang kita jaga,” kata Dante mengkonfirmasi di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan bahwa kanker serviks masih menjadi ancaman serius bagi perempuan Indonesia. Setiap tahun lebih dari 36 ribu kasus baru terdeteksi, dan sekitar 70 persen ditemukan dalam stadium lanjut, sehingga memperbesar risiko kematian dan meningkatkan beban pengobatan.
“Kita tahu bahwa ketika seorang perempuan terdiagnosis kanker serviks, hidupnya berubah total. Radiasi, kemoterapi, dan kontrol berkala menjadi keseharian yang melelahkan. Padahal kanker serviks dapat dicegah, salah satunya melalui vaksinasi HPV,” katanya.
Indonesia menargetkan eliminasi kanker serviks pada 2030 dengan memastikan 90 persen anak perempuan serta anak laki-laki mendapatkan vaksin HPV sebelum usia 15 tahun. Menurutnya, program vaksinasi untuk ASN perempuan ini menjadi bagian dari percepatan pencapaian target nasional tersebut.
Dante juga menyoroti tantangan disinformasi dan mispersepsi terkait vaksin HPV yang masih ditemui di sejumlah daerah. Ia menekankan perlunya dukungan lintas sektor untuk meningkatkan pemahaman masyarakat.
“Kementerian Kesehatan memerlukan dukungan lintas sektor, termasuk para ASN, untuk menghilangkan kesalahpahaman ini,” katanya.
Selain vaksinasi, ia mengingatkan pentingnya skrining dini sebagai langkah deteksi kanker serviks. Saat ini, pihaknya menyediakan layanan skrining gratis menggunakan metode DNA HPV yang lebih akurat bagi perempuan usia 30–69 tahun.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifatul Choiri Fauzi mengapresiasi program ini dan menekankan bahwa kesehatan perempuan merupakan bagian penting dari pemenuhan hak dasar.
"Dengan hampir 50 persen populasi Indonesia adalah perempuan, vaksinasi HPV menjadi strategi kunci untuk mewujudkan generasi berkualitas menuju Indonesia Emas 2045," kata Arifah.
Senada, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Taruna Ikrar, menambahkan bahwa tingkat kematian akibat kanker masih tinggi, dengan angka lebih dari 60 persen dalam pemantauan lima tahun.
“Angka ini sangat mengkhawatirkan, apalagi 57 persen anggota KORPRI adalah perempuan dan salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi adalah yang menyerang kaum hawa. Karena itu, program vaksinasi menjadi sangat penting untuk melindungi ASN dan keluarganya,” ujarnya.
Ketua Umum Dewan Pengurus Korpri Nasional Zudan Arif Fakrulloh menyebutkan, program vaksinasi massal ini disiapkan untuk memperkuat ketahanan kesehatan ASN dan keluarganya, yang jumlahnya mencapai 5,4–5,5 juta jiwa di seluruh Indonesia.
“Menurut indikator UNDP, kesejahteraan dilihat dari pendidikan yang baik, kesehatan yang prima, dan ekonomi yang stabil. Karena itu memastikan ASN sehat adalah investasi jangka panjang bangsa,” katanya.
Dia menyebutkan, Program Satu Juta Vaksin Kanker Serviks bagi ASN Perempuan akan terus diperluas ke berbagai daerah sebagai bagian dari upaya nasional melindungi kesehatan perempuan dan mempercepat eliminasi kanker serviks.




