Kemenpar dorong pariwisata berkelanjutan lewat program GWB

Sekretaris Kementerian Pariwisata, Bayu Aji (tengah) hadir pada acara Gerakan Wisata Bersih di Kota Pagar Alam, Sumatra Selatan, Sabtu (15/11/2025). ANTARA/HO-Kementerian Pariwisata
Sekretaris Kementerian Pariwisata, Bayu Aji (tengah) hadir pada acara Gerakan Wisata Bersih di Kota Pagar Alam, Sumatra Selatan, Sabtu (15/11/2025). ANTARA/HO-Kementerian Pariwisata
Kementerian Pariwisata berupaya memperkuat budaya kebersihan sebagai fondasi pengembangan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan lewat program Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan.
“Gerakan Wisata Bersih harus kita hidupkan sebagai budaya, bukan sekadar kegiatan. Sebuah budaya baru dalam pariwisata Indonesia, budaya yang menempatkan kebersihan sebagai identitas dan fondasi utama dalam membangun pariwisata inklusif dan kompetitif,” kata Sekretaris Kementerian Pariwisata Bayu Aji dalam keterangan resmi yang dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
Dalam kegiatan GWB di Lapangan Landing Paralayang Tangga 2001, Pagar Alam, Sabtu (15/11), Bayu menekankan bahwa Gerakan Wisata Bersih bukan sekadar simbol, tetapi solusi konkret terhadap tantangan dalam pengelolaan destinasi.
Gerakan ini dirancang agar menjadi bagian dari sistem pengelolaan pariwisata yang hidup, konsisten, dan melibatkan partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat.
“Melalui kegiatan hari ini, kita berharap GWB dapat memantik semangat masyarakat Pagar Alam untuk menjaga lingkungan, memperkuat kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan pelaku wisata, serta menumbuhkan rasa bangga terhadap pariwisata bersih dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ia menambahkan arah pembangunan pariwisata Indonesia saat ini berfokus pada kualitas, keberlanjutan, dan pelibatan wisatawan secara lebih bermakna dalam ekosistem pariwisata. Kebersihan, menurutnya, bukan hanya indikator layanan, tetapi cermin peradaban dan karakter bangsa.
“Kita percaya bahwa pariwisata yang bersih adalah pariwisata yang bermartabat. Kebersihan adalah bagian dari jati diri bangsa. Mari bersama menjadikan kebersihan sebagai nilai luhur dalam pengembangan pariwisata Indonesia, khususnya di Bumi Besemah yang kita cintai ini,” kata Bayu.
GWB di Pagar Alam diisi dengan berbagai aksi, mulai dari bersih-bersih destinasi secara massal, edukasi dan kampanye sadar kebersihan, penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat sampah ramah lingkungan, hingga penguatan sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas agar solusi yang diterapkan dapat berkelanjutan.
Sejumlah komunitas lari di Pagar Alam juga turut memeriahkan kegiatan melalui fun run.
Pemilihan Pagar Alam sebagai lokasi penyelenggaraan GWB didasarkan pada kekayaan lanskap alamnya yang memukau, udara sejuk dataran tinggi, serta budaya masyarakat yang khas.
Dikelilingi perkebunan teh dan kopi, Pagar Alam memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata alam dan ekowisata yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan.
Wakil Wali Kota Pagar Alam Bertha menyampaikan apresiasi atas dipilihnya kota tersebut sebagai lokasi percontohan GWB nasional.
“Kegiatan ini sangat positif dalam meningkatkan promosi dan daya saing destinasi melalui praktik kebersihan dan kesehatan yang berkelanjutan. Ini juga menjaga keseimbangan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan,” kata Bertha.
Ia berharap kegiatan ini dapat mendorong kemajuan ekonomi masyarakat secara lebih luas, meningkatkan nilai tambah pariwisata, serta memperkuat tata kelola destinasi wisata.




