Top
Begin typing your search above and press return to search.

Longsor di JLS Tulungagung sebabkan dua warung jatuh ke jurang

Longsor di JLS Tulungagung sebabkan dua warung jatuh ke jurang
X

Petugas memasang terpal di area tebing JLS yang longsor di Desa Rejosari, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (26/10/2025). ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

Dua warung makan di kawasan rest area tidak resmi di Jalur Lintas Selatan (JLS) Pantai Sine, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, jatuh ke jurang sedalam 50 meter akibat terseret longsor tebing penyangga JLS sepanjang 70-an meter.

Camat Kalidawir Rusdiyanto di Tulungagung, Senin, mengatakan, peristiwa longsor terjadi pada Minggu (26/10) pagi setelah hampir seharian turun hujan cukup deras di wilayah tersebut.

Peristiwa itu tidak menimbulkan korban jiwa. Namun dua bangunan semi permanen di atas tebing yang menjadi lokasi favorit wisatawan untuk menikmati panorama Pantai Sine rusak total.

Titik longsoran hanya berjarak sekitar 10 meter dari badan jalan utama JLS yang menghubungkan Tulungagung dengan Kabupaten Blitar di sisi selatan.

Salah satu pemilik warung, Supardi, mengatakan tanah di sekitar tempat usahanya sudah menunjukkan tanda-tanda retak sejak Sabtu (24/10) sore. Ia memutuskan menutup warung dan mengevakuasi sebagian barang sebelum longsor besar terjadi sekitar pukul 08.00 WIB.

"Sudah terlihat retak-retak sejak kemarin (25/10) sore, tapi mulai parah pagi tadi. Sekitar jam delapan langsung ambrol semua. Bangunan dan perlengkapan baru ikut hilang ke bawah jurang," ujarnya.

Supardi mengaku menanggung kerugian hingga Rp250 juta. Ia baru saja menyelesaikan renovasi warung dua pekan lalu lengkap dengan fasilitas parkir, mushala, dan toilet untuk pengunjung.

Sementara itu Camat Kalidawir Rusdiyanto mengatakan tim gabungan dari kecamatan, BPBD Tulungagung, Forkopimcam, dan Perhutani, telah melakukan penanganan darurat di lokasi kejadian.

Petugas memasang garis pembatas dan menutup area longsoran menggunakan terpal untuk mengurangi erosi akibat hujan susulan.

"Kami imbau masyarakat dan wisatawan agar tidak mendekat ke bibir tebing, karena tanah masih labil. Jangan sampai karena ingin berfoto justru membahayakan diri sendiri," kata Rusdiyanto.

Ia menambahkan pemerintah kecamatan masih berkoordinasi dengan Perhutani dan instansi terkait untuk menentukan langkah lanjutan, termasuk kemungkinan relokasi pedagang terdampak.

Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda menyebutkan wilayah pesisir selatan Jawa Timur, termasuk Tulungagung, berada dalam status waspada bencana tanah longsor dan banjir bandang, seiring meningkatnya curah hujan hingga 150 milimeter per dasarian sejak pertengahan Oktober.

BPBD Tulungagung juga telah menyiagakan pos pemantauan di sejumlah titik rawan longsor di Kecamatan Kalidawir, Besuki, dan Campurdarat.

"Upaya mitigasi terus kami lakukan agar kejadian serupa tidak menimbulkan korban jiwa," ujar Kepala Pelaksana BPBD Tulungagung Hendri Suprapto secara terpisah.

Hingga Minggu (26/10) sore, petugas masih berjaga di lokasi untuk memastikan tidak ada pergerakan tanah susulan yang dapat mengancam pengguna jalan maupun pemukiman di sekitar lereng.

Sumber : Antara

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire