Nanik S Deyang ungkap arahan Prabowo libatkan yayasan sosial Program MBG

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang memberikan pengarahan di acara Sosialisasi dan Penguatan Tata Kelola Makan Bergizi Gratis Serta Pengawasan dan Pemantauan SPPG di Probolinggo, Jawa Timur, Jumat, 13 Desember 2025.
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang memberikan pengarahan di acara Sosialisasi dan Penguatan Tata Kelola Makan Bergizi Gratis Serta Pengawasan dan Pemantauan SPPG di Probolinggo, Jawa Timur, Jumat, 13 Desember 2025.
Keterlibatan yayasan sosial, keagamaan, dan pendidikan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak awal merupakan arahan langsung Presiden Prabowo Subianto. Hal itu disampaikan Nanik saat menjelaskan latar belakang pelibatan yayasan sebagai mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam pengarahannya di acara Sosialisasi dan Penguatan Tata Kelola Makan Bergizi Gratis Serta Pengawasan dan Pemantauan SPPG di Kota Probolinggo, Jawa Timur, Jumat, 13 Desember 2025.
Nanik mengungkapkan, saat perancangan awal program MBG pada Oktober tahun lalu, bahkan sebelum Presiden Prabowo dilantik, kepala negara secara tegas tidak mengizinkan badan usaha berbentuk PT maupun CV menjadi mitra SPPG. Presiden justru meminta agar dapur-dapur MBG dimitrakan dengan yayasan sosial, keagamaan, dan pendidikan.
“Saya kasihan lihat yayasan sosial, keagamaan, pendidikan, nggak punya uang. Tolong dapur-dapur itu dimitrakan dengan mereka,” kata Nanik menirukan arahan Presiden Prabowo dalam rapat tersebut.
Dalam rapat itu, sempat muncul kekhawatiran bahwa yayasan-yayasan tersebut tidak memiliki modal yang cukup untuk menjalankan peran sebagai mitra SPPG. Namun Presiden Prabowo tetap pada pendiriannya. Ia bahkan menyarankan agar yayasan-yayasan itu mendapatkan dukungan pembiayaan melalui pinjaman perbankan.
Menurut Presiden, keterlibatan yayasan pendidikan, keagamaan, dan sosial dalam program MBG justru akan membuka sumber pendapatan baru bagi mereka. Keuntungan yang diperoleh, meski tidak besar, diharapkan dapat dimanfaatkan kembali untuk mendukung kegiatan pendidikan dan sosial.
“Kalau ada untung seperak dua perak untuk membiayai pendidikan, untuk membiayai aktivitas sosial,” ujar Nanik menirukan pesan Presiden.
Namun dalam pelaksanaannya, Nanik menyoroti munculnya sejumlah yayasan baru yang sebenarnya tidak bergerak di bidang pendidikan, keagamaan, maupun sosial, tetapi ikut menjadi mitra SPPG. Ia menegaskan, praktik tersebut tidak sejalan dengan niat awal program MBG.
Karena itu, Nanik meminta yayasan-yayasan baru tersebut tidak berlebihan dalam mencari keuntungan. Ia menekankan bahwa mitra SPPG yang dibenarkan sejak awal adalah yayasan yang benar-benar bergerak di bidang pendidikan, agama, dan sosial.
Selain itu, Nanik juga mengimbau para mitra dan pengelola yayasan SPPG untuk memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Mereka diminta ikut membantu sekolah-sekolah yang siswanya menjadi penerima manfaat MBG dari dapur yang mereka kelola.
Para pengelola dapur MBG diharapkan peka terhadap berbagai keterbatasan sekolah, mulai dari sarana hingga kebutuhan pendukung lainnya. Imbauan ini, menurut Nanik, sejalan dengan niat awal Presiden Prabowo dalam menghadirkan program MBG sebagai kebijakan yang tidak hanya memberi asupan gizi, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial dan ekosistem pendidikan di tingkat akar rumput. (*)




