NOC Indonesia: Pencabutan Permenpora jadi titik balik kebangkitan olahraga

NOC Indonesia menyambut positif langkah Menpora Erick Thohir yang mencabut Permenpora Nomor 14 Tahun 2024 tentang Standar Pengelolaan Organisasi Olahraga Prestasi (Foto : NOC Indonesia)
NOC Indonesia menyambut positif langkah Menpora Erick Thohir yang mencabut Permenpora Nomor 14 Tahun 2024 tentang Standar Pengelolaan Organisasi Olahraga Prestasi (Foto : NOC Indonesia)
Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) menyambut positif langkah Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir yang secara resmi mencabut Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 14 Tahun 2024 tentang Standar Pengelolaan Organisasi Olahraga Prestasi.
Pencabutan Permenpora Nomor 14 Tahun 2024 itu diputuskan melalui Permenpora Nomor 7 Tahun 2025. Peraturan baru tersebut dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sejak tanggal diundangkan, yakni 22 September 2025.
Komite Eksekutif NOC Indonesia, Krisna Bayu menegaskan bahwa keputusan ini merupakan angin segar bagi dunia olahraga Indonesia. Pencabutan Permenpora No. 14/2024 ini tidak hanya sekadar perubahan aturan, tetapi sebuah titik balik menuju tata kelola olahraga yang lebih baik.
“Pencabutan Permenpora Nomor 14 Tahun 2024 oleh Menpora Erick Thohir adalah momentum penting, sebuah titik balik dari kebangkitan olahraga nasional, kami percaya di tangan beliau, peta jalan olahraga Indonesia akan kembali sesuai dengan prinsip-prinsip Olympic Charter,” ujar Krisna Bayu.
Sebagai tambahan informasi, Erick Thohir memiliki rekam jejak panjang di dunia olahraga, mulai dari Ketua Umum PP Perbasi (2006–2010), Ketua NOC Indonesia (2015–2019), hingga Presiden SEABA. Namanya mendunia setelah menjadi orang Asia pertama yang memiliki saham klub NBA Philadelphia 76ers, serta menjabat Presiden Inter Milan.
Selain itu, Erick Thohir juga sukses memimpin Asian Games 2018 Jakarta–Palembang yang menuai pujian internasional. Di level global, Erick Thohir masih aktif sebagai anggota Central Board FIBA sejak 2014 dan anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) sejak 2019.
Lebih lanjut, lewat sederet pengalaman panjang di dunia olahraga nasional dan internasional, membuat Erick Thohir memahami betul aturan dan tata kelola olahraga yang berlaku di internasional. Sebab itu, kebijakan yang diambil membuka ruang kolaborasi yang lebih sehat antara pemerintah, NOC, federasi olahraga, hingga stakeholder swasta.
Sebab itu, NOC Indonesia optimistis dengan sinergi seluruh elemen bangsa, Indonesia mampu melahirkan lebih banyak Olympian dan mengukir sejarah baru di Olimpiade mendatang.
“NOC Indonesia siap menjadi motor pemersatu, mengajak semua pihak untuk bersatu mendorong prestasi olahraga melalui perbaikan internal tata kelola. Bersamasama, kita harus memastikan Merah Putih berkibar lebih tinggi di ajang internasional,” tambahnya.
Krisna Bayu yang juga merupakan Olympian judo di tiga edisi berbeda (1996 di Atlanta, Sydney 2000 dan Athena 2024) menilai langkah Menpora sebagai bentuk keberanian untuk menata ulang fondasi olahraga prestasi.
“Kebijakan ini memberi kepastian bagi federasi olahraga agar bisa fokus pada pembinaan atlet dan peningkatan prestasi. Kita perlu memanfaatkan momentum ini untuk menciptakan sistem yang lebih profesional, transparan, dan berorientasi pada pencapaian medali,” tutup Krisna Bayu.
Dwi Istanto