Top
Begin typing your search above and press return to search.

Orang tua diimbau perketat pengawasan anak agar tak mudah terprovokasi

Orang tua diimbau perketat pengawasan anak agar tak mudah terprovokasi
X

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Polisi Alfian Nurrizal di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Senin (1/9/2025). (ANTARA/Siti Nurhaliza).

Elshinta.com - Polisi mengimbau orang tua untuk memperketat penjagaan dan pengawasan terhadap anak-anak mereka agar tidak mudah terprovokasi dengan hal-hal yang buruk, baik secara langsung maupun melalui media sosial.

"Saya pesankan kepada orang tua untuk menjaga anaknya agar tidak terhasut dan ikut terlibat melakukan tindakan-tindakan yang merugikan," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Polisi Alfian Nurrizal di Jakarta Timur, Selasa.

Menurut dia, terhasut dengan ajakan negatif dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Terlebih, anak muda merupakan generasi yang harus dijaga masa depannya.

"Tindakan-tindakan tersebut yang merugikan dirinya karena mereka adalah generasi bangsa," tegas Alfian.

Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya menjaga situasi kondusif di wilayah Jakarta Timur dengan mengedepankan semangat kebersamaan.

"Tentunya kita harus sesuai dengan tagline Jaga Jakarta, Jaga Aturan, Jaga Amanah, dan Jaga Warga," ujar Alfian.

Lebih lanjut, dia menyebutkan pihaknya sudah mendeklarasikan sikap tegas menolak anarkis hingga hoaks untuk menjaga Jakarta bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kota (Forkopimko) Jakarta Timur pada Senin (1/9).

Deklarasi bersama pemuda yang diinisiasi oleh Wali Kota Jakarta Timur tersebut bertujuan menjaga Kota Jakarta tetap kondusif.

"Deklarasi itu menjunjung kesatuan persatuan seluruh elemen warga dalam menjaga kedaulatan warga di Jakarta Timur," jelas Alfian.

Hal senada diungkapkan Komandan Kodim 0505/Jakarta Timur Letkol Inf Nelson Paido Makmur. Dia mengajak masyarakat di wilayah Jakarta Timur untuk tidak percaya dan terpedaya dengan hoaks yang dapat merusak Kota Jakarta.

"Dicerna narasi yang masuk, jangan sampai tertipu dengan orang-orang yang mau merusak wilayah kita," pungkas Nelson.

Dia pun mengimbau masyarakat agar menjaga wilayahnya masing-masing, khususnya Jakarta Timur, demi kenyamanan, keamanan, dan ketertiban bersama.

"Mari jaga kampung kita, lihat kampung kita, pelihara kampung kita, biar kita juga hidup enak. Kalau kampung kita diganggu, rusak, susah kita nanti untuk hidup. Saya minta, mari jaga kampung kita sesuai dengan hashtag ataupun tagar yang dibuat oleh Pemda DKI, #JagaJakarta," jelas Nelson.

Deklarasi tersebut berisi empat poin. Pertama, menentang tindakan anarkis dan vandalisme serta berita bohong (hoaks) dan provokasi yang negatif. Kedua, menjaga persatuan dan kesatuan antarelemen masyarakat.

Ketiga, siap menjaga Jakarta Timur dari tindakan yang dapat mengganggu keamanan serta ketertiban. Keempat, mengajak seluruh masyarakat bersama mengkampanyekan Jaga Jakarta.

Seperti diketahui, gelombang unjuk rasa yang dimulai sejak Senin (25/8) lalu di Gedung DPR berawal dari keinginan massa membubarkan parlemen dan menyoroti beberapa kebijakan yang dinilai merugikan rakyat.

Sekelompok massa, mulai dari masyarakat di kalangan buruh, pekerja kantoran, hingga pelajar dan mahasiswa berbondong-bondong meramaikan gedung DPR dan beberapa titik lain di Jakarta.

Aksi tersebut berujung ricuh ketika polisi membubarkan massa dengan menyemprotkan gas air mata. Mereka terpencar ke berbagai ruas jalan di Jakarta.

Aksi berikutnya datang dari ribuan buruh pada Kamis (28/8) di Gedung DPR sejak pagi hingga siang hari. Namun, pada sore harinya, kericuhan pecah di sejumlah titik, termasuk Pejompongan dan Jalan Asia Afrika.

Hari itu bersamaan dengan terjadinya insiden kendaraan taktis (rantis) Brimob yang melindas pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan (21) hingga tewas di kawasan Pejompongan.

Aksi tersebut seketika meluas ke beberapa titik di Jakarta, dan sejumlah oknum tak bertanggung jawab merusak beberapa fasilitas umum, mulai dari pos polisi, rambu lalu lintas, hingga pembatas jalan. Bahkan, kendaraan yang berada di gedung rawan pun ikut dibakar.

Tak berhenti sampai di situ, sejumlah oknum tak bertanggung jawab juga melakukan penjarahan di beberapa rumah politisi, mulai dari Ahmad Sahroni, Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio, Surya Utama alias Uya Kuya, Nafa Urbach, hingga kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Barang-barang di rumah tersebut digasak habis dan tembok kediaman mereka dicoret-coret.

Sumber : Antara

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire