Top
Begin typing your search above and press return to search.

Pakar UGM ingatkan potensi banjir bandang dan longsor dampak bibit siklon tropis 93S

Pakar UGM ingatkan potensi banjir bandang dan longsor dampak bibit siklon tropis 93S
X

Cuaca ekstrem mengakibatkan banjir bandang dan longsor di Sumatra. Foto : Dokumentasi 

BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem akibat bibit siklon tropis 93S yang memicu hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah Indonesia, sehingga meningkatkan risiko banjir, longsor, dan banjir bandang, terutama di daerah rawan bencana.

Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada sekaligus Tim Disaster Early Response Unit (DERU) UGM, Prof. Dr. Ir. Dwikorita Karnawati, mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi akibat dampak tidak langsung bibit siklon tropis 93S yang memicu cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia.

Dalam wawancara Radio Elshinta Sabtu (21/12/2025), Dwikorita menyampaikan selain hujan lebat dan angin kencang, bibit siklon tersebut juga berpotensi memicu gelombang tinggi, longsor, banjir bandang, serta genangan di dataran rendah.

“Dampak lanjutan yang paling sering menimbulkan korban jiwa adalah longsor yang bisa berkembang menjadi banjir bandang, terutama di wilayah lereng, bantaran sungai, dan lembah,” ujar Dwikorita.

Ia menjelaskan meskipun pusat bibit siklon berada di Samudera Hindia dan tidak mengarah langsung ke daratan Indonesia, dimensinya yang besar tetap menimbulkan gangguan cuaca secara signifikan di daratan.

“Bibit siklon meski skalanya lebih kecil dari siklon matang, tetap bisa berdampak puluhan kilometer sehingga hujan lebat dan angin kencang masih dirasakan di Jawa, Sumatera, hingga wilayah lain,” katanya.

Dwikorita menekankan kondisi lingkungan yang rusak turut memperbesar risiko bencana, karena daya resap tanah menurun dan kestabilan lereng melemah akibat hilangnya vegetasi.

“Curah hujan tinggi yang jatuh di lereng dengan kondisi lingkungan rusak sangat mudah memicu longsor dan banjir bandang,” ujarnya. Ia juga mengingatkan masyarakat agar segera menjauhi sungai dan lereng saat hujan lebat terjadi, serta mencari tempat yang lebih aman dan tinggi sebagai langkah perlindungan paling cepat.

Dwikorita meminta pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mengaktifkan rencana kontinjensi dan menutup sementara zona rawan bencana berdasarkan peta kerawanan saat BMKG mengeluarkan peringatan dini.

“Peringatan dini BMKG sudah disertai waktu dan lokasi yang jelas, sehingga seharusnya bisa digunakan untuk melakukan buka-tutup kawasan rawan, termasuk destinasi wisata,” katanya.

Menurutnya, hujan dengan intensitas sangat lebat dalam durasi singkat masih tergolong normal, namun fenomena hujan lebat berdurasi panjang dan semakin sering merupakan indikasi cuaca ekstrem akibat perubahan iklim.

“Curah hujan ekstrem yang makin sering, makin lebat, dan berdurasi panjang adalah tanda perubahan iklim yang harus diantisipasi dengan kesiapsiagaan yang lebih baik,” ujar Dwikorita.

Ia menegaskan mitigasi berbasis peringatan dini, pengelolaan lingkungan, dan disiplin masyarakat menjadi kunci untuk mengurangi risiko korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi. (Sta/mgg/Nak)

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire