Top
Begin typing your search above and press return to search.

Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi 2025 capai 5,2 persen

Fitra Faisal: Efisiensi anggaran bukan pemotongan, tapi pengalihan ke program produktif

X

Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi nasional pada 2025 tetap berada di jalur positif dengan target mencapai 5,2 persen, meski tantangan eksternal dan efek musiman mulai mereda pada kuartal ketiga tahun ini.

Tenaga Ahli Utama Badan Komunikasi Pemerintah, Fitra Faisal Hastiadi, mengatakan, arah pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada on the right track berkat berbagai paket kebijakan dan stimulus fiskal yang dikeluarkan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat serta mendorong sektor-sektor produktif.

“Memang ada sedikit tantangan di kuartal ketiga karena efek musiman sudah berakhir. Tapi pemerintah sudah mengantisipasi dengan paket stimulus senilai Rp16,2 triliun yang fokus pada sektor ekonomi kreatif, infrastruktur, dan padat karya,” ujar Fitra dalam program Talk Highlight Elshinta (15/10/2025).

Selain stimulus tersebut, pemerintah juga telah menyalurkan bantuan sosial senilai Rp11,9 triliun kepada 18,3 juta keluarga penerima manfaat, serta subsidi upah Rp10,7 triliun bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta. Di sektor transportasi, subsidi tarif dan potongan tol juga membantu menggerakkan konsumsi masyarakat.

Fitra menilai langkah efisiensi yang dilakukan pemerintah bukan berarti pemotongan anggaran, melainkan pengalihan dana ke program yang lebih produktif. Berdasarkan hasil penyisiran Kementerian Keuangan, sekitar Rp44 triliun anggaran belanja barang seperti alat tulis kantor dialihkan untuk mendukung kegiatan yang lebih berdampak pada masyarakat.

“Efisiensi itu bukan berarti anggaran dipotong, tapi bagaimana anggaran dikembalikan kepada rakyat, sesuai semangat Inpres 1 Tahun 2025,” jelasnya.

Fitra juga menyoroti kebijakan pemerintah yang mulai memberikan perhatian pada kelas menengah, kelompok yang selama ini tidak masuk kategori penerima bansos namun juga belum tergolong kaya. Pemerintah, kata dia, menyadari kelompok ini mengalami tekanan ekonomi akibat penurunan pendapatan riil, meski angka pengangguran secara statistik menurun.

“Middle class ini bukan kaya, tapi juga bukan miskin. Mereka sering kali berjuang sendiri. Karena itu pemerintah mulai memberi dukungan tidak langsung, seperti subsidi listrik dan potongan tarif tol,” tambahnya.

Dalam jangka menengah dan panjang, Fitra menegaskan strategi utama pemerintah adalah meningkatkan martabat kelas menengah melalui penciptaan lapangan kerja lewat program industrialisasi. Langkah ini diharapkan mampu mengembalikan pekerja ke sektor formal, memperbaiki pendapatan, dan menjaga stabilitas daya beli masyarakat.

“Meningkatkan martabat kelas menengah bukan dengan subsidi terus-menerus, tapi dengan menciptakan ruang ekonomi agar mereka bisa mandiri dan produktif,” ujarnya.

Fitra optimistis kebijakan terintegrasi di sektor fiskal dan industri akan menjaga laju ekonomi nasional di atas 5 persen hingga akhir 2025. “Insya Allah target pertumbuhan 5,2 persen masih bisa dicapai,” pungkasnya.

Dwi Iswanto

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire