Top
Begin typing your search above and press return to search.

Pengamat: Transportasi perintis kunci pulihkan daerah terdampak bencana Sumatra

Pengamat: Transportasi perintis kunci pulihkan daerah terdampak bencana Sumatra
X

Presiden Prabowo memberikan arahan di Pos Pendamping Nasional Penanganan Bencana Alam Aceh, Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Minggu (7/12/2025). Foto : PBMI Setpres 

Kerusakan masif akibat bencana alam di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mendorong kebutuhan mendesak akan layanan transportasi perintis untuk mempercepat pemulihan. Akademisi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, menegaskan bahwa pemerintah harus segera mengalokasikan anggaran melalui APBN untuk menghadirkan layanan perintis bagi warga dan distribusi logistik.

“Transportasi perintis adalah urat nadi sementara bagi 52 daerah yang terdampak bencana. Tanpa layanan ini, wilayah-wilayah itu berisiko terisolasi total karena jalan dan jembatan banyak yang rusak,” ujar Djoko dalam keterangan tertulis Selasa (9/12/2025).

Hingga Senin (8/12/2025) pukul 19.00 WIB, data BNPB menunjukkan tingkat kerusakan yang ekstrem. Sebanyak 961 orang meninggal, 293 hilang, dan lebih dari 5.000 warga luka-luka. Kerusakan infrastruktur mencakup lebih dari 157.000 rumah, serta 1.200 fasilitas umum seperti puskesmas, sekolah, rumah ibadah, kantor pemerintahan, hingga hampir 500 jembatan.

Selain itu, ratusan hingga ribuan kendaraan bermotor hilang tersapu banjir. Hilangnya kendaraan umum menjadi pukulan berat bagi warga, terutama untuk mobilitas harian, pengangkutan hasil panen, hingga distribusi barang kebutuhan pokok.

Djoko menjelaskan bahwa tiga provinsi yang terdampak sebenarnya telah memiliki jaringan transportasi perintis sesuai Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat KP-DRJD 5958/2024. Total terdapat 28 trayek perintis yang tersebar di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

“Jaringan ini sudah ada. Pemerintah tinggal mengaktifkan kembali dan mengoptimalkannya untuk mobilitas warga pascabencana,” kata Djoko.

Di Aceh terdapat 12 trayek penting, termasuk Sinabang–Alafan dan Meulaboh–Teupin Peuraho. Sumatera Utara memiliki sembilan trayek, termasuk dua yang melayani Pulau Nias. Sementara itu, Sumatera Barat melayani tujuh trayek yang menghubungkan daerah terpencil dan kepulauan seperti Mentawai dan Pesisir Selatan.

Dalam situasi bencana, akses ke daerah terpencil menjadi tantangan besar. Djoko menekankan bahwa angkutan barang perintis sangat vital untuk menjaga stabilitas harga di pedalaman.

“Jika distribusi terhambat, harga barang pokok akan melambung. Angkutan barang perintis harus segera digerakkan agar pasokan tetap masuk dan beban masyarakat tidak semakin berat,” ujarnya.

Djoko juga mendorong pemerintah menyediakan layanan angkutan gratis sebagai langkah pemulihan sosial-ekonomi.

“Angkutan perkotaan, pedesaan, dan antarkota sebaiknya digratiskan sementara. Ini sangat membantu warga kembali bekerja, bersekolah, dan menggerakkan ekonomi lokal tanpa terbebani biaya transportasi,” jelasnya.

Bus perintis juga dapat dialihfungsikan menjadi angkutan sekolah sementara serta moda transportasi untuk akses kesehatan, terutama bagi daerah yang fasilitasnya rusak atau sulit dijangkau. Lebih jauh, Djoko menilai kehadiran transportasi perintis bukan hanya persoalan teknis—tetapi juga dukungan psikologis bagi warga.

“Layanan perintis memberi rasa aman dan menunjukkan negara hadir membantu mengurangi kecemasan dan trauma masyarakat pascabencana,” ucapnya.

Ia menegaskan bahwa transportasi perintis adalah fondasi penting pemulihan. “Fungsinya sebagai penyambung sementara konektivitas dasar sangat krusial untuk menghindari isolasi total dan mempercepat transisi dari fase darurat menuju pemulihan,” tutup Djoko.

Suksma Salsabela

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire