Top
Begin typing your search above and press return to search.

Prof. Purnawan: Semangat rela berkorban harus terus dihidupkan

Prof. Purnawan: Semangat rela berkorban harus terus dihidupkan
X

Sejarawan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof. Purnawan Basundoro. Foto : Istimewa

Sejarawan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof. Purnawan Basundoro, mengajak generasi muda untuk terus meneladani nilai perjuangan para pahlawan, khususnya sikap rela berkorban demi bangsa dan sesama. Hal ini disampaikannya dalam program Edisi Siang Radio Elshinta, Senin (10/11/2025), bersama news anchor Yuyun Arbayah dalam rangka peringatan Hari Pahlawan Nasional 10 November.

Menurut Prof. Purnawan, peringatan Hari Pahlawan bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan momen refleksi untuk menumbuhkan kembali semangat perjuangan. “Apa yang dilakukan para pahlawan pada masa lalu itulah yang harus diteladani oleh generasi muda sekarang, terutama terkait sikap rela berkorban untuk bangsa dan negara,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa sikap rela berkorban merupakan tindakan luar biasa yang melampaui kemampuan manusia biasa, karena tidak semua orang sanggup melakukannya. Nilai ini, kata Purnawan, tetap relevan di segala zaman, termasuk saat menghadapi berbagai situasi kemanusiaan di masa kini.

Prof. Purnawan mencontohkan, semangat rela berkorban bisa diwujudkan dalam tindakan sederhana, seperti menolong sesama yang terkena bencana alam atau membantu orang lain yang kesusahan. “Ketika ada orang lain menderita akibat bencana, sementara kita tidak terdampak, maka kita harus rela hati untuk menolong. Jangan biarkan mereka berjuang sendiri,” jelasnya.

Ia membandingkan situasi tersebut dengan perjuangan para pahlawan yang rela berkorban demi mengusir penjajah. Meski konteksnya berbeda, nilai kemanusiaan yang terkandung tetap sama: berjuang untuk kebaikan bersama.

Menanggapi kekhawatiran masyarakat yang kerap tertipu saat menolong orang di jalan, Prof. Purnawan menyarankan agar kewaspadaan tetap dijaga tanpa mematikan rasa kemanusiaan. “Kita harus bisa mendeteksi mana orang yang benar-benar membutuhkan pertolongan. Kalau memang mereka tulus butuh bantuan, kita jangan lari. Justru di situlah nilai kemanusiaan kita diuji,” tegasnya.

Lebih jauh, Prof. Purnawan menjelaskan bahwa perjuangan masa kini tidak lagi melawan penjajah secara fisik, tetapi menghadapi bentuk penjajahan baru seperti korupsi, ketidakadilan, dan kesenjangan sosial. “Sekarang penjajahan hadir dalam bentuk berbeda. Misalnya korupsi, itu juga mencelakai rakyat secara umum. Jadi, semangat perjuangan harus terus dilanjutkan sesuai konteks zaman,” katanya.

Menurutnya, makna Hari Pahlawan tahun ini adalah seruan untuk terus bergerak dan berjuang, tidak hanya berhenti setelah meraih kemerdekaan. “Perjuangan tidak boleh berhenti. Jangan setelah merasa nyaman, kita lalu santai-santai. Semangat itulah yang harus terus kita hidupkan,” tutupnya

Deddy Ramdhany

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire