SAR Padang: 183 korban ditemukan meninggal dunia, 116 dilaporkan hilang
Operasi pencarian dilakukan di beberapa titik disertai hujan deras dan dan rawan longsor susulan

Foto : Basarnas
Foto : Basarnas
Upaya pencarian dan evakuasi korban banjir bandang dan longsor di Sumatera Barat memasuki hari ke-9. Tim gabungan yang terdiri atas Basarnas, BPBD, TNI, Polri, relawan serta berbagai instansi lain terus bekerja tanpa jeda untuk menjangkau seluruh wilayah terdampak yang tersebar di empat kabupaten dan satu kota.
Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik, dalam wawancara bersama Radio Elshinta Edisi Pagi, menyebut hingga Selasa (2/12/2025), jumlah korban meninggal yang telah ditemukan mencapai 183 orang, dengan 25 di antaranya masih dalam proses identifikasi oleh tim DVI. Sementara itu, 116 warga masih dilaporkan hilang, termasuk satu warga negara Malaysia.
“Kami berharap proses identifikasi 25 korban ini dapat memperbarui data pencarian. Untuk saat ini sampai di hari ke-9 seluruh kabupaten termasuk kecamatan dan beberapa negari ini sudah kita masuki. Namun sampai saat ini ada yang masih korbannya belum ditemukan dan ada juga yang masih mohon bantuan logistik,” ujar Malik.
Operasi pencarian pada beberapa titik, terutama di Padang Panjang, terpaksa dihentikan sementara karena hujan deras dan kondisi geografis berbukit yang rawan longsor susulan. Tim memaksimalkan setiap jeda cuaca untuk kembali melakukan penyisiran.
“Pagi ini di kota padang panjang hujan dan saat ini kita masih stand by setelah hujan reda akan dilakukan lagi pencarian,” jelas Malik.
Lebih dari 1.716 personel SAR diterjunkan ke lokasi-lokasi terdampak. Dukungan peralatan juga diperkuat, termasuk drone dari sejumlah kantor SAR di Sumatra dan Jawa, serta perangkat komunikasi seperti Starlink dan telepon satelit untuk mengatasi wilayah yang terisolasi sinyal.
“Untuk di Sumatera Barat, saat ini memang dari drone sudah disupply dari beberapa kantor SAR lainnya, seperti dari Pekanbaru, dari Pelembang, dari Bengkulu, dari Jambi. Tentunya ini mendukung untuk operasi SAR kita di Sumatera Barat ini. Dan untuk titik-titik yang tidak terkomunikasikan, kami juga telah terbantu Starlink dan telepon satelit dari pusat dan kantor-kantor SAR lain,” tambah Malik.
Basarnas mengerahkan helikopter dari Lanud Padang, dan dua heli tambahan dari pusat dipersiapkan untuk memperluas jangkauan evakuasi. Armada udara ini digunakan untuk mengevakuasi warga yang terisolasi sekaligus mengirim logistik ke daerah yang tidak dapat dilalui kendaraan darat.
Masyarakat atau organisasi yang ingin menyalurkan bantuan diminta berkoordinasi melalui posko utama di Kantor Gubernur Sumatera Barat, tempat call center resmi telah disiarkan untuk publik. Hal ini diperlukan agar distribusi bantuan lebih terarah dan tidak menumpuk di satu titik.
Malik mengingatkan masyarakat di wilayah terdampak untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang dapat memicu longsor atau banjir baru. Warga diminta tidak melakukan perjalanan yang tidak mendesak karena banyak jalur rawan menjadi terputus sewaktu-waktu.
Sukma Salsabilla




