Top
Begin typing your search above and press return to search.

VIGENK: Dari resah pribadi, kumpul baca hadirkan ruang aman membaca sejak 2019

VIGENK: Dari resah pribadi, kumpul baca hadirkan ruang aman membaca sejak 2019
X

Ilustrasi : Radio Elshinta

Berawal dari keresahan pribadi sulit meluangkan waktu membaca setelah bekerja, Hadissa Primanda mendirikan komunitas Kumpul Baca pada 2019 sebagai ruang berkumpul sambil membaca buku bersama, yang kini telah berjalan hampir tujuh tahun.

Dalam wawancara di Radio Elshinta program Visi Generasi Kini (Vigenk), Sabtu (13/12/2025), Founder Kumpul Baca yang akrab disapa Dissa menjelaskan komunitas ini lahir untuk menggabungkan kebiasaan nongkrong dengan aktivitas membaca agar tetap ada progres literasi.

Dissa mengatakan konsep utama Kumpul Baca adalah silent reading selama satu jam, di mana peserta membaca buku masing-masing tanpa distraksi, lalu dilanjutkan sesi berbagi. “Ternyata orang-orang butuh tetap berkumpul dan bersosialisasi, tapi juga membaca buku dengan adanya support system,” ujarnya.

Menurut Dissa, Kumpul Baca terbuka bagi siapa saja tanpa batasan usia maupun jenis bacaan, baik fiksi, nonfiksi, komik, majalah, hingga buku digital. “Yang penting mereka datang, duduk, dan akhirnya membaca, jadi baca bukunya bukan wacana,” kata dia.

Saat ini, Kumpul Baca rutin menggelar pertemuan dua kali sebulan di akhir pekan dengan lokasi berpindah-pindah, seperti taman dan perpustakaan, terutama di Jakarta. Rata-rata peserta yang hadir mencapai 20–30 orang setiap pertemuan, dengan latar belakang mayoritas milenial dan generasi Z.

Selain Jakarta, Kumpul Baca juga mulai berekspansi ke sejumlah daerah melalui sistem relawan lokal. Hingga 2025, komunitas ini telah hadir di lima kota, yakni Bandar Lampung, Bandung, Sukabumi, Cirebon, dan Kabupaten Tulang Bawang. “Kami open recruitment bagi teman-teman yang ingin membawa Kumpul Baca ke kotanya, lalu kami beri orientasi dan panduan,” tutur Dissa.

Dissa menilai tantangan terbesar menjaga gerakan literasi adalah konsistensi penyelenggara di tengah derasnya distraksi digital. Ia menekankan pentingnya keteladanan orang dewasa agar generasi muda melihat membaca sebagai kebiasaan yang normal. “Kami mengajak orang-orang membaca di ruang publik supaya anak muda melihat kalau membaca buku itu masih wajar dan menyenangkan,” katanya.

Melalui Kumpul Baca, Dissa berharap semakin banyak ruang aman dan inklusif bagi masyarakat untuk kembali membangun kebiasaan membaca tanpa rasa dihakimi, sekaligus memperkuat budaya literasi di tengah masyarakat

Deddy Ramadhany

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire