Top
Begin typing your search above and press return to search.

Wacana Mobnas, Pakar ITB: Inilah momentum bangun industri otomotif Nasional

Wacana Mobnas, Pakar ITB: Inilah momentum bangun industri otomotif Nasional
X

Jip Maung yang menjadi kendaraan dinas Presiden Prabowo Subianto. Foto : Setpres

Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Yannes Martinus Pasaribu mengatakan rencana Presiden Prabowo membangun industri otomotif, Mobnas, merupakan momentum untuk menegakkan kedaulatan industri otomotif nasional. Menurutnya dukungan politik yang tegas dari presiden menjadi sinyal bahwa era baru industri otomotif dalam negeri akhirnya dimulai.

Dalam wawanara di Radio Elshinta Minggu (26/10/2025), Prof. Yannes Martinus Pasaribu menambahkan inisiatif yang tengah digalakkan melalui proyek Mobil Maung milik PT Pindad merupakan proyek mercusuar atau lighthouse project menuju era baru industri otomotif nasional.

“Kalimat Presiden sangat tegas. Ini menunjukkan urgensi Indonesia untuk memiliki mobil nasional yang sejati, bukan sekadar perakitan merek asing. Ini soal kedaulatan industri, ketahanan rantai pasok, dan lompatan teknologi menuju negara industri maju,” jelas Yannes.

Prof. Yannes menjelaskan, Maung, yang awalnya dikembangkan sebagai kendaraan taktis, kini diarahkan menjadi simbol kemandirian industri nasional. Meski tampil gagah seperti kendaraan militer, Maung menurutnya tidak akan berhenti di situ.

“Maung itu statement politik dan industri. Sebagai model pertama, ia berfungsi sebagai etalase nyata bahwa bangsa Indonesia mampu memproduksi mobil sendiri,” ujarnya.

“Tahap awal memang untuk kendaraan dinas kementerian dan lembaga negara. Tapi setelah ekosistemnya siap, akan lahir varian-varian komersial untuk masyarakat,” tambahnya.

Menurut Yannes, pengembangan Maung kini sedang memasuki fase scaling up, dengan fokus pada pembangunan jejaring supply chain nasional yang melibatkan banyak pihak seperti Defend ID, serta industri komponen kecil dan menengah di seluruh Indonesia. Targetnya, dalam tiga tahun ke depan rantai pasok sudah terbentuk, dan pada akhir masa pemerintahan nanti Maung dapat digunakan secara luas oleh jajaran pemerintah pusat maupun daerah.

Prof. Yannes menekankan bahwa industri otomotif nasional tidak boleh langsung menantang raksasa multinasional di segmen pasar utama (red ocean market). Sebaliknya, Indonesia harus mencari ceruk pasar (niche market) yang belum tergarap.

“Kita harus main di segmen yang spesifik, misalnya kendaraan multifungsi untuk daerah pedesaan, pertanian, atau wilayah luar kota. Pasar itu besar dan belum banyak digarap. Kalau bisa, nanti muncul versi Maung yang lebih kecil, lebih ekonomis, untuk masyarakat luas.”

Menurut Yannes, keberhasilan industri otomotif nasional membutuhkan koordinasi lintas kementerian yang kuat. Ia menyebut ada sedikitnya 12 kementerian yang harus bergerak serentak, mulai dari Kementerian Perindustrian, Keuangan, BUMN, hingga Pendidikan Tinggi.

"Perlu dibentuk satu badan khusus untuk mengorkestrasi seluruh ekosistem industri otomotif nasional,” tegasnya.

Badan ini, lanjut Yannes, idealnya bersifat profesional dan independen, bukan didominasi kepentingan politik, serta diisi oleh orang-orang berkompeten dan nasionalis.

Di akhir wawancara, Prof. Yannes menegaskan bahwa dukungan politik yang kuat dari Presiden saat ini adalah momentum yang tidak boleh disia-siakan.

“Baru kali ini kita punya presiden yang tegas. Dulu terlalu banyak kompromi, akhirnya habis waktu di rapat. Sekarang harus benar-benar eksekusi. Kalau ini berhasil, Maung akan menjadi simbol kebangkitan kemandirian industri nasional kita,” pungkasnya.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire