Gim buatan Indonesia jadi jembatan generasi muda ke pasar global

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid (kedua kiri) didampingi Dirjen Ekosistem Digital Kementerian Komdigi Edwin Hidayat Abdullah (kedua kanan), Dirjen Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komdigi Alexander Sabar (kanan) dan Presiden Asosiasi Game Indonesia Shafiq Husein (kiri) membuka Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) Conference 2025 di Badung, Bali, Sabtu (11/10/2025). Menkomdigi Meutya Hafid mengatakan pertemuan pengembang gim IGDX 2025 tersebut menjadi platform strategis bagi para pelaku industri gim nasional untuk berjejaring dan membangun kolaborasi. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid (kedua kiri) didampingi Dirjen Ekosistem Digital Kementerian Komdigi Edwin Hidayat Abdullah (kedua kanan), Dirjen Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komdigi Alexander Sabar (kanan) dan Presiden Asosiasi Game Indonesia Shafiq Husein (kiri) membuka Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) Conference 2025 di Badung, Bali, Sabtu (11/10/2025). Menkomdigi Meutya Hafid mengatakan pertemuan pengembang gim IGDX 2025 tersebut menjadi platform strategis bagi para pelaku industri gim nasional untuk berjejaring dan membangun kolaborasi. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.
Sejumlah gim buatan pengembang asal Indonesia kini bersanding dengan gim-gim global dan digemari jutaan pemain internasional.
"Gim kini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi menjadi jembatan yang menghubungkan karya generasi muda Indonesia ke pasar global," kata Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid di Bali, Sabtu.
Populernya gim buatan pengembang Indonesia di kalangan pemain internasional ini, menjadi sorotan dalam Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) 2025 di Bali, ajang tahunan yang mempertemukan ratusan pengembang lokal dengan penerbit, investor, dan media global.
Di tengah ketatnya persaingan industri gim global, Meutya kemudian mengajak para generasi muda untuk berpikir kreatif, berinovasi, dan bekerja keras dalam melahirkan karya-karya gim berkualitas.
Menurut Meutya, dengan semangat generasi muda untuk berkarya, Indonesia akan menjadi pusat industri kreatif digital di kawasan Asia Tenggara.
"Generasi muda atau Gen Z menjadi faktor penting mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai pusat industri kreatif digital di kawasan ASEAN, tempat berkumpulnya talenta, teknologi, dan investasi untuk menghasilkan karya-karya berkelas dunia," tuturnya.
Meutya menegaskan pemerintah akan terus mendukung ekosistem gim nasional melalui rangkaian kegiatan IGDX dan platform Garuda Spark Innovation Hub yang baru saja diluncurkan di Kota Bandung dan Jakarta.
"Kami mengajak seluruh pengembang gim untuk menjadi bagian dari Garuda Spark Innovation Hub yang akan menghubungkan seluruh pemangku kepentingan industri kreatif digital dalam satu wadah," jelasnya.
Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI) Shafiq Husein menyampaikan kualitas gim karya pengembang lokal kini telah mampu bersaing di pasar global, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
"Para peserta pameran di sini, bahkan dari tingkat pelajar pun sudah dapat bersaing dengan pasar global, khususnya pasar Asia Tenggara," kata Shafiq.
Lebih lanjut Shafiq menyebutkan bahwa tiga gim buatan pengembang Indonesia meraih penghargaan di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Dari lima kategori, tiga di antaranya dimenangkan oleh kita. Itu merupakan bukti bahwa kita sudah sangat siap dari segi kualitas dan industri, hanya perlu sedikit dorongan lagi dari para pemangku kepentingan agar semakin matang," ujar Shafiq.
Shafiq menegaskan AGI akan terus mendukung pengembang muda seperti Misha serta memperkuat kerja sama dengan pemerintah untuk memajukan industri gim nasional.
"Kami akan terus bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital. AGI berkomitman melanjutkan perjuangan para pengembang gim dan menjadi jembatan bagi para pemangku kepentingan yang ingin berkolaborasi atau masuk ke industri gim di Indonesia,” tutup Shafiq.