Top
Begin typing your search above and press return to search.

Denny JA raih BRICS Award, suara sastra Global South makin diakui

Denny JA meraih BRICS Award for Literary Innovation di Rusia, menegaskan pentingnya suara sastra Global South dan pengakuan dunia pada genre puisi esai.

Denny JA raih BRICS Award, suara sastra Global South makin diakui
X

Elshinta/ Rizky Rian Saputra

Dunia sastra Indonesia kembali menorehkan prestasi internasional. Pengarang dan penggagas genre puisi esai, Denny JA, menerima BRICS Award for Literary Innovation, sebuah penghargaan bergengsi yang diberikan di Khabarovsk, Rusia, pada akhir November 2025.

Dalam keterangannya, Denny JA menekankan pentingnya kehadiran suara alternatif dari negara-negara Global South dalam peta sastra dunia. “Berbagai negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin juga memiliki suara sastra yang mampu menyeimbangkan dominasi Barat.” Ia menilai BRICS Literature Award hadir untuk memperkuat perspektif tersebut.

Penghargaan itu ditegaskan oleh Denny setelah ia menerima surat konfirmasi resmi dari panitia. “Di tengah dominasi wacana sastra dengan kiblat Amerika Serikat dan Eropa, BRICS Literature Award menegaskan pentingnya suara alternatif dari Global South, termasuk Indonesia, yang menawarkan perspektif sejarah, luka sosial, dan imajinasi berbeda,” ujarnya.

Menurutnya, surat pemberitahuan diterima dua kali: pertama melalui Sastri Bakry selaku koordinator BRICS Indonesia, dan kedua melalui surat berstempel resmi dari Kepala Direksi Festival Seni Internasional BRICS, Ostroverkh–Kvanchiani Aleksandr Igorevich. Ia juga mengungkap bahwa dirinya sempat beberapa kali diwawancara panitia mengenai kontribusi puisi esai dan relevansinya bagi budaya Global South.

Denny menyebut BRICS memiliki dua kategori penghargaan sastra. “Sejauh yang saya pahami,” ujar Denny, “ada dua penghargaan sastra dari BRICS. Namun ia tak mengetahui siapa pemenang penghargaan lainnya, dan dari negara mana.”

Kontribusi Puisi Esai Diakui Dunia

Penghargaan ini diberikan atas inovasi Denny JA dalam melahirkan dan mengembangkan genre puisi esai sebagai sebuah bentuk sastra yang menggabungkan unsur liris, naratif, dan data faktual. Sejak diperkenalkan pada 2012, puisi esai berkembang menjadi gerakan literasi lintas negara, dibahas dalam forum akademik, hingga dirayakan dalam festival regional.

Melalui Denny JA Foundation, ia membangun ekosistem pendukung berupa dana abadi untuk memastikan genre ini terus bertumbuh. Di balik penghargaan tersebut, Denny menyampaikan refleksi personal. “Undangan itu terasa bukan sekadar pemberitahuan administratif,” ujarnya. “Ia datang sebagai pengakuan sunyi tetapi besar, bahwa eksperimen kecil yang saya mulai bertahun-tahun lalu ternyata menggema hingga ke panggung internasional.”

Puisi esai lahir dari pertanyaan sederhana: bisakah sastra menjadi indah sekaligus faktual dan menarasikan luka sosial? Dari pertanyaan itu, puisi esai menjelma menjadi bentuk dokumentasi tragedi dan harapan, ruang berekspresi bagi generasi lintas usia, hingga menginspirasi penyelenggaraan ASEAN Poetry Essay Festival yang tahun ini berlangsung di Malaysia.

Puncak Penghargaan BRICS di Rusia

Acara penyerahan BRICS Award for Literary Innovation digelar pada 25–30 November 2025 di Khabarovsk. Selain penganugerahan, festival ini menyuguhkan pameran seni multidisipliner, festival fotografi, kelas master sinematografi, pemutaran film pemenang BRICS Film Festival, hingga pertunjukan reenactment sejarah.

Momentum ini menempatkan Indonesia dalam sorotan sastra global, menandai hadirnya inovasi yang tidak lagi terpusat di Barat. Namun bagi Denny JA, makna terdalam penghargaan justru terletak pada perjalanan panjang karyanya. “Penghargaan dapat pudar oleh waktu,” katanya. “Namun karya yang lahir dari kejujuran akan menemukan jalannya sendiri ke tangan siapa pun yang membutuhkannya.”

Rizky Rian Saputra

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire