AS bakal tingkatkan tekanan ke Rusia usai serangan ke Ukraina

Ilustrasi - Konferensi pers bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin usai melakukan pembicaraan lebih dari tiga jam di Alaska. AS. ANTARA/Anadolu/py/pri.
Ilustrasi - Konferensi pers bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin usai melakukan pembicaraan lebih dari tiga jam di Alaska. AS. ANTARA/Anadolu/py/pri.
Elshinta.com - Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Minggu (7/9), mengatakan bahwa AS siap untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia menyusul serangan semalam di Ukraina yang menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 44 orang.
"Kami siap. Kami siap untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia, tetapi kami membutuhkan mitra Eropa kami untuk mengikuti kami," kata Bessent di NBC News, menekankan perlunya tindakan terkoordinasi.
Dia mengatakan Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance mengadakan "panggilan telepon yang sangat produktif" dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan menindaklanjuti dengan Bessent untuk membahas tindakan bersama AS-Uni Eropa (UE) yang menargetkan tindakan Rusia.
"Kita sekarang sedang berlomba antara ... berapa lama militer Ukraina dapat bertahan, versus berapa lama ekonomi Rusia dapat bertahan," kata Bessent.
Dia berpendapat bahwa sanksi gabungan AS-UE dan tarif sekunder terhadap negara-negara yang membeli minyak Rusia dapat membuat ekonomi Rusia runtuh dan "membawa Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin ke meja (perundingan)."
Komentar tersebut menyusul peluncuran 818 drone dan rudal oleh Rusia semalam, menurut komando Angkatan Udara Ukraina, melampaui rekor sebelumnya sebanyak 728 pada Juli.
Serangan tersebut menargetkan beberapa kota di Ukraina seiring konflik tersebut memasuki tahun ketiga.
Sumber: Anadolu