Deklarasi G20 simbol kemenangan multilateralisme

Afrika Selatan secara resmi memulai kepemimpinan sebagai presiden G20 pada Minggu (1/12/2024), dengan Presiden Cyril Ramaphosa menyebut momen ini sebagai hari bersejarah bagi negaranya. Afrika Selatan menjadi negara Afrika pertama yang memimpin kelompok negara-negara ekonomi kuat tersebut. /ANTARA/Anadolu/py.
Afrika Selatan secara resmi memulai kepemimpinan sebagai presiden G20 pada Minggu (1/12/2024), dengan Presiden Cyril Ramaphosa menyebut momen ini sebagai hari bersejarah bagi negaranya. Afrika Selatan menjadi negara Afrika pertama yang memimpin kelompok negara-negara ekonomi kuat tersebut. /ANTARA/Anadolu/py.
Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Ronald Lamola, Sabtu (22/11) menyatakan bahwa disepakatinya deklarasi para pemimpin negara anggota G20 merupakan kemenangan bagi multilateralisme.
Dalam keterangannya kepada media, Lamola mengatakan bahwa adopsi deklarasi tersebut oleh para pemimpin dunia menunjukkan komitmen bersama untuk memperkuat kerja sama internasional.
"Diadopsinya deklarasi para pemimpin oleh para pemimpin dunia hari ini merupakan kemenangan bagi multilateralisme," kata Lamola.
Ia menambahkan bahwa langkah tersebut menjadi upaya membangun jembatan dengan negara-negara di kawasan Global South.
KTT Pemimpin G20 berlangsung pada 22–23 November di Johannesburg, Afrika Selatan. Delegasi Rusia dipimpin oleh Maxim Oreshkin, yang menjabat sebagai deputi kepala staf kantor eksekutif presiden.
G20 (Group of Twenty) adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa yang bertujuan untuk membahas masalah ekonomi global guna mewujudkan pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
G20 menyumbang lebih dari 80 persen produk domestik bruto (PDB) dunia, 75 persen perdagangan global, dan sekitar dua pertiga populasi dunia, menjadikannya forum ekonomi terbesar di dunia.
Kelompok itu melakukan pembahasan dalam dua jalur, yakni jalur keuangan (financial track) yang berfokus pada isu-isu ekonomi keuangan dan jalur sherpa yang membahas isu-isu ekonomi non-keuangan.
Pembahas pada jalur keuangan G20 ditangani langsung oleh kementerian keuangan dan bank sentral negara-negara anggota sedangkan jalur sherpa adalah mekanisme pembahasan kebijakan yang dilakukan oleh para perwakilan khusus masing-masing negara anggota.
Mereka disebut sherpa karena berperan seperti pemandu pendakian: menyiapkan jalan, merumuskan agenda, dan menyelesaikan detail teknis sebelum para pemimpin negara bertemu dalam KTT.
Di jalur keuangan, pejabat tingkat menteri keuangan, gubernur bank sentral, dan kelompok kerja terkait membahas berbagai isu strategis, seperti stabilitas keuangan global, pertumbuhan ekonomi, kebijakan fiskal dan moneter, perpajakan internasional, inklusi keuangan, regulasi sektor keuangan, hingga pembiayaan untuk pembangunan dan iklim.
Hasil pembahasan jalur keuangan menjadi dasar penting bagi para pemimpin G20 untuk mengambil keputusan di pertemuan puncak. Jalur ini melengkapi jalur Sherpa yang lebih menitikberatkan pada isu pembangunan, geopolitik, dan kerja sama lintas sektor lainnya.
Dengan adanya pembagian dua jalur ini, G20 dapat mengelola proses negosiasi secara lebih efektif karena setiap isu dibahas oleh pihak yang paling berwenang dan kompeten di bidangnya.
G20 dibentuk pada 1999 sebagai respons terhadap krisis keuangan global. Awalnyahanya merupakan pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral, namun sejak tahun 2008 format pertemuan ditingkatkan menjadi KTT yang dihadiri oleh kepala negara
Anggota G20 adalah Afrika Selatan, Arab Saudi, Argentina, Australia, Amerika Serikat, Brasil, Britania Raya, China, India, Indonesia, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, Turki dan Uni Eropa.
Sumber: Sputnik-OANA




