Kamboja tuduh Thailand langgar perundingan damai dengan serangan

Sebuah jembatan beton yang hancur terlihat di daerah perbatasan antara distrik Chong Kal di provinsi Oddar Meanchey dan distrik Srei Snam di provinsi Siem Reap, Kamboja, Sabtu (20/12/2025). ANTARA/Xinhua/HO-Agence Kampuchea Presse/aa.
Sebuah jembatan beton yang hancur terlihat di daerah perbatasan antara distrik Chong Kal di provinsi Oddar Meanchey dan distrik Srei Snam di provinsi Siem Reap, Kamboja, Sabtu (20/12/2025). ANTARA/Xinhua/HO-Agence Kampuchea Presse/aa.
Kamboja menuduh pasukan militer Thailand meningkatkan serangan di sepanjang wilayah perbatasan yang disengketakan, meskipun putaran pertama pembicaraan telah diadakan untuk meredakan ketegangan, menurut media pemerintah pada Jumat.
Saat berbicara pada konferensi pers di ibu kota Phnom Penh, Letnan Jenderal Maly Socheata, juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional, menyatakan operasi militer Thailand dimulai pagi hari.
Operasi itu dimulai dengan penembakan artileri berat yang menargetkan beberapa lokasi sensitif termasuk area kuil Preah Vihear di provinsi Preah Vihear serta area kuil Ta Krabey dan Ta Mone di provinsi Oddar Meanchey, seperti yang dilaporkan Agence Kampuchea Presse.
Socheata mengatakan pasukan Thailand melakukan serangan artileri intensif dan operasi jet tempur pada dini hari, menembakkan puluhan peluru ke desa Chouk Chey yang juga diikuti dengan serangan drone.
Tidak ada konfirmasi atau reaksi langsung dari Thailand terhadap pernyataan juru bicara Kementerian Pertahanan tersebut.
Namun, pada Kamis, militer Thailand mengatakan mereka menemukan empat ranjau darat di dekat lokasi di mana seorang tentara Thailand terluka setelah menginjak ranjau darat di provinsi Surin.
"Ranjau-ranjau ini diletakkan secara berurutan di sepanjang rute yang digunakan oleh pasukan dan terletak hanya sekitar 30 sentimeter (11,8 inci) dari lokasi ledakan awal," kata Angkatan Darat Kerajaan Thailand dalam sebuah pernyataan di media sosial AS, X.
Perkembangan terbaru tersebut terjadi setelah Thailand dan Kamboja mengadakan pembicaraan militer pertama mereka pada Rabu di provinsi Chanthaburi, Thailand.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan bahwa meskipun ada serangan yang dilaporkan, tim dari Komite Perbatasan Umum Kamboja-Thailand dijadwalkan untuk melanjutkan diskusi pada Jumat.
Socheata berharap pembicaraan teknis akan membantu menghentikan permusuhan, memulihkan stabilitas regional, dan memfasilitasi kembalinya kehidupan normal bagi warga sipil yang mengungsi.
Pertemuan pada Rabu, yang dilaporkan berlangsung kurang dari satu jam, menandai pertemuan pertama antara pejabat militer kedua belah pihak sejak bentrokan kembali terjadi.
Pihak berwenang Thailand mengatakan 23 tentara Thailand dan satu warga sipil tewas dalam pertempuran tersebut, menambahkan bahwa 41 warga sipil lainnya tewas sebagai "dampak sampingan." Kementerian Dalam Negeri Kamboja mengatakan 31 warga sipil Kamboja tewas.
Hampir satu juta orang telah mengungsi di kedua belah pihak sejak bentrokan kembali terjadi.
Sumber: Anadolu




