Maladewa jadi negara pertama hentikan penularan HIV dari ibu ke anak

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono (kanan), dan Menteri Luar Negeri Maladewa, Abdulla Khaleel (dua kiri) berjabat tangan dalam pertemuan bilateral yang berlangsung di sela-sela Sidang Majelis Umum ke-80 PBB di New York, Amerika Serikat, Jumat (26/9/2025). /ANTARA/Kuntum Riswan/am.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono (kanan), dan Menteri Luar Negeri Maladewa, Abdulla Khaleel (dua kiri) berjabat tangan dalam pertemuan bilateral yang berlangsung di sela-sela Sidang Majelis Umum ke-80 PBB di New York, Amerika Serikat, Jumat (26/9/2025). /ANTARA/Kuntum Riswan/am.
Maladewa menjadi negara pertama di dunia yang berhasil menghentikan penularan HIV, hepatitis B, dan sifilis dari ibu ke anak, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin (13/10).
“Republik Maladewa mencatat sejarah sebagai negara pertama di dunia yang mencapai eliminasi tiga penyakit menular dari ibu ke anak - HIV, sifilis, dan hepatitis B - yang telah divalidasi oleh WHO," ujar lembaga internasional itu dalam pernyataannya.
"Capaian bersejarah ini mencerminkan komitmen jangka panjang negara tersebut terhadap kesehatan ibu dan anak, serta kemampuannya menyediakan layanan kesehatan yang merata di seluruh komunitas kepulauannya,” ujar WHO menambahkan.
Pada 2019, badan kesehatan PBB itu telah memvalidasi Maladewa sebagai negara yang berhasil menghapus penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak.
Status tersebut terus dipertahankan, dengan laporan menunjukkan tidak ada kasus baru infeksi HIV pada anak maupun sifilis bawaan hingga tahun 2023.
“Keberhasilan eliminasi tiga penyakit ini menjadi contoh nyata bagaimana investasi berkelanjutan dalam sistem kesehatan, inovasi, dan layanan berbasis komunitas dapat mengubah arah kesehatan masyarakat," ujar Perwakilan WHO untuk Maladewa, Payden.
WHO bangga dapat bermitra dengan Pemerintah Maladewa dan akan terus memberikan dukungan teknis untuk mempertahankan capaian ini, memastikan setiap anak di seluruh pulau memiliki masa depan yang sehat,” ujar Payden menambahkan.
WHO menyebut keberhasilan Maladewa dicapai berkat lebih dari 95 persen perempuan hamil yang mendapatkan layanan pemeriksaan kehamilan, serta pelaksanaan tes HIV, sifilis, dan hepatitis B yang hampir menjangkau seluruh calon ibu.
Selain itu, lebih dari 95 persen bayi di Maladewa menerima vaksin hepatitis B tepat setelah bayi tersebut dilahirkan. Negara itu juga mengalokasikan lebih dari 10 persen produk domestik bruto (PDB) untuk sektor kesehatan.
Di kawasan Asia Tenggara, WHO mencatat pada tahun 2024 terdapat lebih dari 23.000 perempuan hamil yang terinfeksi sifilis, dan lebih dari 8.000 bayi dilahirkan dengan penyakit tersebut.
Sumber: Sputnik-OANA