Peringatan 75 tahun hubungan bilateral Indonesia-Pakistan
Peringatan ini akan memperbarui semangat hubungan antara kedua negara dengan kerja konkret

Foto : KBRI
Foto : KBRI
Peringatan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Pakistan telah berlangsung meriah di Islamabad. Beberapa menteri Pakistan turut menghadiri peringatan tersebut, seperti Menteri Urusan Parlemen Dr. Tariq Fazal Chaudhary sebagai chief guest, Menteri Negara Urusan Hukum Barrister Aqeel Malik, dan Menteri Negara/Ketua Komisi Privatisasi sekaligus Penasehat Perdana Menteri Pakistan, Muhammad Ali.
Saat tamu mulai berdatangan, Navy Band Pakistan memainkan lagu-lagu patriotik dan populer kedua negara, seperti Bendera Pusaka, Never on Sunday, dan Chandni Raatein, yang berarti malam yang diterangi cahaya bulan.
Suasana berubah khidmat saat Navy Band memainkan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Qaumi Taraneh Pakistan. Para undangan diajak untuk menikmati keramahan Nusantara saat Gending Sriwijaya ditampilkan sebagai tarian selamat datang.
"Saya percaya, peringatan ini akan memperbarui semangat kita untuk menerjemahkan hubungan mendalam antara kedua negara ke dalam kerja-kerja konkret,” ucap Duta Besar RI Candra W. Sukotjo dalam sambutannya di peringatan yang bertajuk, “75 Years of Indonesia and Pakistan : Enduring Trust and Friendship” Minggu, (9/11/2025)
Duta Besar RI Candra W. Sukotjo
“Hubungan bisnis dan hubungan antar-masyarakat merupakan dua elemen penting dalam membuat hubungan bilateral kedua negara selalu relevan bagi generasi muda,” lanjutnya di depan ratusan undangan dari kalangan bisnis, tokoh-tokoh agama dan masyarakat, petinggi militer Pakistan, hingga para duta besar negara sahabat. "Salam Komando!", seru Dubes RI kepada beberapa perwakilan siswa TNI yang sedang belajar di Pakistan.
Meskipun rangkaian penampilan berlangsung hampir 3 jam, Ballroom Hotel Movenpick tetap penuh undangan hingga akhir. Mereka antusias mengikuti berbagai atraksi yang dipersembahkan oleh Paguyuban Citra pimpinan Ibu Linda Amalia Gumelar. Para undangan terpukau dengan beragam penampilan. Dari peragaan kain Batik koleksi Iwan Tirta dan Obin serta Wastra Nusantara lainnya, hingga tarian Zapin dan Bubuka.
Yang juga tak kalah menarik adalah partisipasi pelajar dan mahasiswa kedua negara, baik sebagai model maupun penari. Empat mahasiswi Nifty Sphere Institute of Design and Arts sukses memperagakan Batik dan Wastra Nusantara. Sedangkan dua mahasiswi lainnya dari National Defence University Pakistan begitu lincah menari Lenggang Jakarta.
Kekaguman para undangan makin menjadi saat Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Islamabad menunjukkan kebolehan bermain Angklung membawakan dua lagu, I Have a Dream dan Dil-Dil Pakistan. “Sangat unik! Budaya Indonesia memang sangat kaya! Saya ingin tahu lebih banyak tentang Indonesia,” ungkap Manzar Qazi, wakil Citi Pharma, sebuah perusahaan farmasi terkemuka Pakistan yang sedang proses melebarkan sayapnya ke Indonesia.
Menteri Urusan Parlemen Dr. Tariq Fazal Chaudhary sebagai chief guest
“Memang, sudah seharusnya negara kita saling berdekatan. Pakistan dan Indonesia tidak hanya dekat dari sisi sejarah, politik, dan diplomatik. Bisa dikatakan bahwa kedua negara punya hubungan emosional yang dalam,” ungkap Menteri Tariq Chaudhary saat berjalan menuju lobby hotel usai mengikuti acara.
Setelah beberapa mahasiswa Indonesia di International Islamic University in Islamabad (IIUI) menampilkan pencak silat Tapak Suci di penghujung acara, seluruh penampil, baik Indonesia maupun Pakistan, maju ke pentas sambil melambaikan bendera kedua negara.
"Zabardast! Itu kesan saya," komentar Uzma, penyiar salah satu media TV swasta di Islamabad, sambil mengangkat dua jempolnya. Zabardast sendiri merupakan ungkapan populer di Pakistan yang artinya adalah hebat. "Aku bangga jadi orang Indonesia di Pakistan. Kekayaan budaya kita luar biasa!", tutur Puteri yang bekerja di Spa&Wellness Hotel Movenpick.
Vivi Trisnavia




