Prabowo peringatkan dunia soal ‘serakahnomics’ hambat pertumbuhan ekonomi

Presiden Prabowo menyampaikan pidato pada Pertemuan Para Pemimpin Ekonomi APEC (APEC Economic Leaders’ Meeting/AELM) di Gyeongju, Korea Selatan, Jumat (31/10). Foto : Setpres
Presiden Prabowo menyampaikan pidato pada Pertemuan Para Pemimpin Ekonomi APEC (APEC Economic Leaders’ Meeting/AELM) di Gyeongju, Korea Selatan, Jumat (31/10). Foto : Setpres
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan di hadapan para pemimpin ekonomi dunia mengenai bahaya ekonomi yang serakah atau “serakahnomics” yang menurutnya menjadi penghambat utama pertumbuhan sejati dan merusak keadilan. Pesan itu disampaikan dalam pidatonya pada Pertemuan Para Pemimpin Ekonomi APEC (APEC Economic Leaders’ Meeting/AELM) di Gyeongju, Korea Selatan, Jumat (31/10) waktu setempat.
Dalam forum yang dihadiri para kepala negara dan pemerintahan dari 21 ekonomi anggota APEC, Prabowo menegaskan bahwa dunia kini tengah menghadapi ancaman yang tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga moral dan sosial, yaitu keserakahan yang menjelma dalam bentuk korupsi, penyelundupan, penipuan, dan ekonomi gelap lintas negara.
“Kami di Indonesia sedang berjuang melawan korupsi, melawan penipuan, dan melawan greed economies — ekonomi serakah, yang menahan pertumbuhan sejati,” ujar Presiden Prabowo.
Presiden juga menyampaikan keprihatinan terhadap meningkatnya ketegangan global dan menurunnya rasa saling percaya di antara negara-negara di dunia, yang membahayakan stabilitas ekonomi. Namun, ia menegaskan bahwa kawasan Asia-Pasifik tidak boleh menyerah pada keadaan ini.
“Asia-Pasifik tidak boleh menerima perpecahan sebagai takdirnya. Kita harus bangkit di atas rasa curiga dan ketakutan, dan kita harus membangun kembali kepercayaan di antara kita dan dalam perekonomian global,” tegasnya.
Menurut Prabowo, APEC didirikan atas keyakinan bersama akan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan kerja sama lintas batas yang adil. Prinsip itu, katanya, tidak boleh pudar meskipun dunia sedang dilanda ketidakpastian.
“APEC memiliki misi inti untuk memfasilitasi perdagangan bebas dan investasi melalui kerja sama multilateral yang berpihak pada rasa kebersamaan di seluruh kawasan. Keyakinan ini harus terus kita pertahankan. Kita tidak boleh membiarkan fragmentasi merusak stabilitas yang telah lama menopang pertumbuhan kita,” ujarnya.
Prabowo juga menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai intinya. “Indonesia berkomitmen pada sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, dengan WTO sebagai pusatnya, agar semua pihak dapat bersaing di atas gelanggang yang setara,” kata Prabowo.
Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi yang menyingkirkan sebagian pihak hanya akan melahirkan ketimpangan dan potensi konflik. “Pertumbuhan yang menyingkirkan adalah pertumbuhan yang memecah belah. Perpecahan menciptakan ketidakstabilan, dan ketidakstabilan tidak akan kondusif bagi perdamaian dan kemakmuran,” pungkasnya.
Sri Lestari




