Top
Begin typing your search above and press return to search.

Setengah juta lebih warga mengungsi dampak bentrok Thailand–Kamboja

Setengah juta lebih warga mengungsi dampak bentrok Thailand–Kamboja
X

Lebih dari setengah juta orang terpaksa mengungsi ke tempat yang aman di tengah bentrokan perbatasan mematikan antara Thailand dan Kamboja, Rabu (10/13). AFP/TANG CHHIN Sothy

Lebih dari setengah juta orang terpaksa mengungsi ke tempat yang aman di tengah bentrokan perbatasan mematikan antara Thailand dan Kamboja, kata kedua pihak pada Rabu (10/12).

"Lebih dari 400.000 orang telah dievakuasi ke tempat penampungan yang aman," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, Surasant Kongsiri, dalam konferensi pers, menambahkan bahwa lebih dari 700 sekolah telah ditutup.

"Thailand teguh mendukung perdamaian, tetapi perdamaian harus disertai dengan keselamatan dan keamanan warga negara kita," kata Surasant, menurut rekaman video konferensi persnya.

Pengungsian dilaporkan terjadi di tujuh provinsi perbatasan Thailand.

Kamboja juga melaporkan pengungsian lebih dari 127.000 orang di sisi perbatasannya karena kedua pihak menggunakan persenjataan berat, menurut Khmer Times, sebuah harian Kamboja.

Bentrokan terbaru sejak Senin (8/12) telah menewaskan sembilan warga sipil di Kamboja dan enam tentara Thailand, serta menyebabkan lebih dari setengah juta orang mengungsi di kedua sisi perbatasan, dengan Bangkok menggunakan jet F-16 untuk membombardir tetangga selatannya.

"Seorang tentara Thailand lainnya telah meninggal, sehingga jumlah korban tewas menjadi 6," kata Angkatan Darat Thailand pada Rabu malam, menurut kantor berita Khaosod.

Bangkok mengeklaim bahwa pasukan Kamboja menggunakan senjata berat, termasuk roket, untuk menyerang Thailand. Otoritas Kamboja belum secara terbuka mengkonfirmasi jumlah korban di pihak mereka.

Empat puluh enam lainnya terluka di pihak Kamboja, menurut pernyataan dari Kementerian Informasi di platform media sosial AS, Facebook.

Otoritas di kedua sisi perbatasan juga telah menutup sekolah dan beberapa di antaranya telah diubah menjadi tempat penampungan darurat.

"Pertempuran sengit antara pasukan Thailand dan Kamboja berlanjut untuk hari keempat hari ini, dengan pasukan Kamboja melancarkan serangan roket, mortir, dan artileri," lapor Thai PBS.

Perwakilan Tetap Thailand untuk PBB, Cherdchai Chaivaivid, telah mengirimkan surat resmi kepada Sekjen PBB dan Presiden Dewan Keamanan PBB tentang "serangan militer yang serius dan tanpa provokasi" Kamboja di wilayah Thailand, menurut Thai Enquirer.

Surat tersebut menolak anggapan bahwa Thailand memulai pertempuran, menyebutnya sebagai "disinformasi yang disengaja untuk memutarbalikkan fakta."

Menurut laporan media Kamboja, Fresh News, Kamboja telah menarik atlet dari SEA Games ke-33 pada 2025 di Thailand, dengan alasan kekhawatiran keselamatan.

Media itu juga melaporkan bahwa pihak berwenang Kamboja sedang “mengumpulkan bukti” untuk kemungkinan kasus di Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag, sebagai tanggapan atas agresi bersenjata Thailand terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Kamboja.

Kedua pihak saling menuduh sebagai pihak yang memulai bentrokan terbaru, yang melanggar kesepakatan damai yang mereka tandatangani pada Oktober, di hadapan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur.

Washington telah menyatakan "keprihatinan" atas bentrokan mematikan tersebut dan Trump diperkirakan akan berbicara dengan para pemimpin kedua negara.

Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan bahwa "posisi Thailand tetap pada status quo. Tidak ada gencatan senjata."

Kedua negara tetangga itu memiliki sengketa perbatasan yang telah berlangsung selama beberapa dekade dan memicu bentrokan berkala, termasuk pada Juli, ketika setidaknya 48 orang tewas. Sekitar 18 tentara Kamboja masih berada dalam tahanan Thailand akibat insiden dalam lima bulan terakhir.

Perbatasan darat tetap ditutup sejak pertempuran pada Juli, membatasi pergerakan lintas batas dan mengurangi perjalanan.

Sumber: Anadolu

Sumber : Antara

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire