UEA kirim 7.200 ton bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza

Ilustrasi - Truk-truk pengangkut bantuan kemanusiaan memasuki Gaza dari sisi Mesir di perbatasan Rafah pada 12 Oktober 2025. (ANTARA/Xinhua/Ali Mostafa.)
Ilustrasi - Truk-truk pengangkut bantuan kemanusiaan memasuki Gaza dari sisi Mesir di perbatasan Rafah pada 12 Oktober 2025. (ANTARA/Xinhua/Ali Mostafa.)
Uni Emirat Arab (UEA) mengirimkan kapal dari Abu Dhabi yang membawa 7.200 ton bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza, menurut laporan kantor berita WAM pada Jumat.
Pengiriman tersebut berisi 4.680 ton pasokan makanan pokok, 2.160 ton bahan material untuk pembangunan rumah, tenda, dan pakaian musim dingin, serta 360 ton pasokan medis dan empat tangki air, kata laporan itu.
Sejak dimulainya krisis yang terjadi di Jalur Gaza saat ini, UEA telah mengirimkan lebih dari 10 kapal yang membawa bantuan kemanusiaan, yang dibongkar di pelabuhan El Arish di Mesir atau pelabuhan Ashdod di Israel.
Pada Senin, Presiden AS Donald Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menandatangani dokumen komprehensif tentang gencatan senjata Gaza.
Pada hari yang sama, gerakan Palestina Hamas membebaskan 20 sandera yang masih hidup yang ditawan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, sebagai bagian dari perjanjian dengan Israel.
Kantor Media Tahanan Palestina mengonfirmasi bahwa Israel telah membebaskan 1.718 tahanan Palestina yang ditahan di Gaza dan 250 narapidana lainnya yang menjalani hukuman penjara jangka panjang.
Selama seminggu terakhir, Hamas menyerahkan sembilan dari 28 jenazah sandera kepada Israel.
Rencana perdamaian Gaza yang terdiri dari 20 poin ketentuan dari Trump diumumkan pada 29 September. Rencana tersebut menyerukan gencatan senjata segera, dengan syarat pembebasan sandera dalam waktu 72 jam.
Dokumen tersebut juga mengusulkan agar Hamas atau faksi bersenjata Palestina lainnya tidak memiliki peran di dalam pemerintahan Jalur Gaza dan kendali atas daerah kantong itu harus dialihkan kepada komite teknokratis yang diawasi oleh badan internasional yang dipimpin Trump.
Sumber: Sputnik-OANA